Rabu, 30 September 2015

HADIS 14

Daripada  lbnu  Mas'uud  r.a.  beliau  berkata: Rasulullah  SAW  telah  bersabda:  (( ِﺔ َﻋﺎَﻤَﺠْﻠِﻟ Darah  seseorang  muslim  tidak halal kecuali dengan  salah satu  dari tiga  perkara;  janda yang  berzina, nyawa  dengan  nyawa  dan orang yang  meninggalkan  agamanya  yang  memisahkan  diri daripada  jamaah. Hadis riwayat  al-lmam  al-Bukhari  dan  Muslim.

Pengajaran  hadis:

Menurut  hukum  Allah  seorang  mukmin  adalah  terjamin keselamatan nyawanya,  darahnya dan  harta bendanya  daripada sebarang  pencerobohan  dan  kezaliman.  Apabila berlaku  pencerobohan  terhadap darah,  harta dan  maruahnya dia  berhak  menuntut  balas mengikut  peruntukan  syara'.

Beberapa  orang darahnya  dihalalkan  iaitu mesti dihukum  bunuh. Mereka ialah penzina  yang  telah merasai  nikmat  perkahwinan halal,  orang yang  membunuh  tanpa  sebab  yang  dibenarkan  oleh  syara'  dan orang yang  sengaja meninggalkan  agama  dan jamaah  muslimah.

Rabu, 9 September 2015

HADIS 13

Daripada  Abu Hamzah  Anas  ibn Malik  r.a.,  khadam  Rasulullah SAW,  daripada  Nabi SAW,  Baginda bersabda:

Seseorang  kamu  tidak  benar-benar beriman sehingga  dia  mengasihi  saudaranya  sebagaimana  dia mengasihi dirinya  sendiri.

Hadis riwayat  al-lmam  al-Bukhari  dan  Muslim.

Pengajaran  hadis:

Kasih  sayang  dan  persaudaraan  adalah  antara  tuntutan  iman.  lman  seseorang  mukmin  tidak  akan sempurna  sekiranya  dia ada menyimpan  perasaan  benci  terhadap  mana-mana saudaranya  yang seagama.

Kedudukan  kasih  sayang  dan  persaudaraan  dalam  lslam  amat  tinggi dan  penting. la  adalah  kekuatan kedua bagi  umat  lslam  yang  dapat  mengatasi kekuatan  senjata.

Semua orang lslam  adalah  bersaudara, tanpa mengira  rupa paras,  warna kulit, bangsa dan  sebarang perbezaan  darjat.

Isnin, 7 September 2015

PADA HAKEKATNYA SEMUA ITU TIDAK ADA

PADA HAKEKATNYA SEMUA ITU TIDAK ADA

Karena semua adalah permainan, pelakun dan sandiwara belaka!
“Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau”
Karena yang ada hanya Dia, Dialah yang Maha Ada, Sang Sutradara dan Sang pelakun dalam kehidupan ini.
Semuanya selain Dia adalah pelaku-pelaku sandiwaraNYA, kita adalah sebagai pemain atau pelakun sandiwara dalam kehidupan ini.

Karena hakikatnya semua adalah tiada, bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa
Maka..
Ketika aku didalam diri lebur, maka muncullah AKU yang hakiki yang wujud
Ketika aku didalam diri ini mati, maka muncullah AKU yang hakiki yang HIDUP
Ketika AKU SEJATI (Tuhan) muncul, maka tiadalah aku karena tidak mungkin AKU SEJATI (TUHAN) bersanding dan bersekutu dengan ciptaanNYA

LAA ILAHA ILLALLAH WAHDAHU LAASYARIIKALAH
TIADA TUHAN SELAIN ALLAH YANG MAHA ESA DAN TIADA SEKUTU BAGINYA

Ketika manusia lebur kedalam keesaanNYA maka kekuatan KEHAMBAAN muncul pada diri manusia, sehingga timbullah perasaan tidak mampu, tidak boleh merasa apa-apa, karena semuanya adalah ciptaanNYA dan kehendakNYA.
“Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu." 

Ingat…..!!!
Karena sesungguhnya diri ini perlu kepada AKU yang hakiki (Sang Pencipta)
Sebab aku ada karena AKU yang hakiki yang mengadakan, karena aku (diri ini) bukanlah apa-apa dan bukanlah siapa-siapa

Maka sumber dari semua kehidupan, ilmu pengetahuan, bahkan agamapun berasal dari AKU HAKIKI bagi yang mampu melebur kepadaNYA

Maka bahagialah bagi diri yang hina ini bila dikaruniai untuk lebur kedalam samudera TAUHIDNYA
Yaa Allah, sebagaimana keahlian ada pada-MU, limpahkanlah sholawat salam barokah atas Junjungan kami, Pemimpin kami, Pemberi Syafa’at kami, Kecintaan kami, dan Buah jantung hati kami Nabi Muhammad Shollallohu ‘Alaihi Wasallam yang sepadan dengan keahlian Beliau, kami bermohon kepada-MU Yaa Allah, dengan hak kemuliaan Beliau, tenggelamkanlah kami didalam pusat dasar samudra ke-Esaan-MU sedemikian rupa sehingga tiada kami melihat dan mendengar, tiada kami menemukan dan merasa, dan tiada kami bergerak maupun berdiam, melainkan senantiasa merasa didalam samudra Tauhid-MU dan kami bermohon kepada-MU Yaa Allah, limpahilah kami ampunan-MU yang sempurna Yaa Alloh, ni’mat karunia-MU yang sempurna Yaa Allah, sadar ma’rifat kepada-MU yang sempurna Yaa Allah, cinta kepad-MU dan menjadi kecintaan-MU yang sempurna Yaa Allah, ridho kepada-MU dan memperoleh ridho-MU pula yang sempurna Yaa Allah. Dan sekali lagi Yaa Allah, limpahkanlah sholawat salam dan barokah atas Beliau Kanjeng Nabi dan atas keluarga dan sahabat Beliau sebanyak bilangan segala yang diliputi oleh Ilmu-MU dan termuat di dalam Kitab-MU, dengan Rahmat-MU Yaa Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam.

Ingat…!!!
Ketika yang Maha Esa memberi kurnia yang agung sehingga diri ini lebur kedalam samudera Tauhidnya maka muncullah AKU yang dahsyat, AKU yang mutlak, AKU yang absolute, AKU yang Maha Ada!, maka tidak aku (yang hak) selain ALLAH (AKU YANG ABADI).

“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku''

Ternyata didalam aku sebagai makhluk masih ada AKU yang sejati dan yang AKU yang kekal, sehingga aku yang ada didalam diri ini harus hancur karena aku adalah ciptaan bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa, maka temuilah AKU yang kekal dan sejati itu niscaya hatimu akan menjadi tenang.

MAKRIFATULLAH

MAKRIFATULLAH BERMAKSUD MENGENAL ALLAH DENGAN SEBENAR-BENAR PENGENALAN...

Sabda Rasullullah s.w.t
"barang siapa yang mengenal dirinya, maka ia akan mengenal Tuhannya, dan barang siapa yang mengenal Tuhannya maka binasalah (fana) akan dirinya itu".

sebagaimana hadis Rasullullah yang diatas, dapatlah kita memahami asal makrifatullah adalah dengan mengenal diri kita sendiri... "Mengenal Allah s.w.t bertakluk kepada mengenal diri"

Di dalam tarekat tasauf, terdapat pecahan diri yang dikaji,sama ada 7 diri, 5 diri, 4 diri atau 3 diri, maka dipendekkan cerita ilmu hitam atau ilmu putih akan mengkaji dalam ilmu pecahan diri ini... namun disini kita akan mengupaskan 4 diri iaitu:

1- diri terdiri.
2- diri terperi.
3- diri sebenarnya diri.
4- diri seakmalnya diri.

Diri terdiri merujuk kepada jasad manusia yang terbentuk dari 4 unsur iaitu Tanah, Air, Api dan Angin (udara)
Diri terperi merujuk kepada nafsu@semangat yang dikenali sebagai ruh thomaiz
Diri sebenarnya diri merujuk kepada ruh/nyawa kita yang digelar Nur Muhammad
Manakala diri seakmalnya diri itu merujuk kepada sifat Allah s.w.t yang bernama Wujud Am..

Perkaitannya diantara mengenal diri dengan mengenal Allah s.w.t itu terletak pada rahsia Ruh didalam diri manusia.Jadi dapatlah kita faham bahawa kita harus mengenali diri sebenarnya diri kita didalam usaha memakrifatullah...

Diri sebenarnya diri kita ni, diciptakan oleh Allah di alam lahut, maka kita kena pulang balik kesana... hal ini tidak dapat dicapai jika diri kita masih lagi dibelenggu nafsu hubbun dunia (mcintai dunia), nafsu syaitan dan nafsu kebinatangan...hasil dari jasad yang gelap gelita kata orang orang yang arif....

Ruh kita (diri sebenarnya diri) diciptakan dari nur muhammad...maka untuk membersihkan nafsu diperlukan nur muhammad itu juga... hal ini dapat diperolehi dengan mengambil talqin dari guru tarekat yang mursyid yang telah berkomunikasi dengan alam lahut... maka hasil pengolahannya akan terbukalah mata basyirah didalam hati kita, tu lah mata ruh asli yang bersih suci...

Akhirnya manusia tersebut akan dianugerahkan dengan ilmu ladunni..dimana Allah s.a.w.t pada ketika itu akan menjadi Guru kepada dirinya.. Maka dengan itu terhasillah sebenarnya makrifah...diantara paduan ilmu zahir dan ilmu batin (ilmu ladunni)...

TIADA AKU HANYA AKU

TIADA AKU HANYA AKU

Asyhadu Allah Illah Haqq Illaha ,Asyhadu Anna Muhammad Rasul Allah
Ertinya : Tiada yang nyata melainkan Allah. Dan Muhammad itu persuruh Allah.

Sesungguhnya Apa dan siapakah Allah ?
Awaludin Makrifat'tullah
Ertinya: Awal Agama, Mengenal Allah.

Dari Hadith Qudsi, Sabda Rasullah S.A.W :
Man A'rafah Nafsahu, Fakad A'rafah Robbahu .
Ertinya: Barang siapa yang mengenal diriNya, nescaya akan mengenal TuhanNya.

Laa Hawala Quata Ilaa Bilaa Anliur Aziim.
Ertinya Tiada daya Upaya aku, melainkan dengan kuasa Allah.

Al Quran , Surah Al -Alaq Ayat 1 :
Iqraa Biismi robbika allathee khalaqa
Ertinya : Bacalah Bismi atas nama TuhanMu.

Adapun yang berkuasa itu Allah, atas Zat nya yang mutlak. Dan pada hakikat nya, manusia yang memjelmakan pebuatan itu adalah zat mujazi yang dapat dilihat . Adapun dengan itu adalah sifat atas perbuatan af'aal nya.

Adapun roh itu zat, dan jasad itu sifat. Maka tanpa roh, bolehkan jasad itu memperlakukan sesuatu ?
Bismi - Sifat
Allah - Zat

Bila roh mengenalkan jasad, jasad mengenalkan roh, barulah sifat mengenalkan zat, dan zat mengenal kan sifat. Barulah wujudnya asma dan a'faal . Barulah bila kekuasaan dan sifat dah bersatu wujud nya dan tejadilah sesuatu " Kun Fayakun " Jadi , maka terjadilah.

SEMBAH YANG SEBENAR

Penyembahan yang sebenar hanya boleh dilakukan apabila hijab yang menutup hati tersingkap agar cahaya abadi menyinarinya. Hanya selepas itu hati menjadi terang dengan cahaya Ilahi. Hanya selepas itu roh menyaksikan perumpamaan Ilahi itu.

Tujuan diciptakan alam maya adalah untuk ditemui khazanah rahsia itu. Allah berfirman melalui Rasul-Nya:
“Aku adalah Perbendaharaan Yang Tersembunyi. Aku suka dikenali lalu Aku ciptakan makhluk agar Aku dikenali”.
 
Ini bermakna Dia boleh dikenali di dalam dunia ini melalui sifat-sifat-Nya. Tetapi untuk melihat dan mengenali Zat-Nya sendiri hanyalah boleh terjadi dengan mentauhidkan diri. Di situ melihat Allah adalah secara langsung sebagaimana yang Dia kehendaki dan yang melihatnya adalah mata bayi hati. 

“Beberapa muka pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannya mereka melihat”. (Surah Qiamat, ayat 22 & 23).


Nabi s.a.w bersabda, “Aku melihat Tuhanku di dalam rupa jejaka tampan”. Mungkin ini adalah bayangan bayi hati. Bayangan adalah cermin. Ia menjadi alat untuk menzahirkan yang ghaib. 


Hakikat Allah Yang Maha Tinggi tidak menyerupai sesuatu sama ada bayangan atau bentuk. Bayangan adalah cermin, walaupun yang kelihatan bukanlah cermin dan bukan juga orang yang melihat ke dalam cermin. Fikirkan tentang itu dan cubalah memahaminya kerana ia adalah hakikat kepada alam rahsia-rahsia.

Tetapi semuanya berlaku pada makam sifat. Pada makam Zat semua kenyataan hilang, lenyap. Orang yang di dalam makam Zat itu sendiri lenyap tetapi mereka merasai zat itu dan tiada yang lain.


 Betapa jelas Nabi s.a.w menggambarkannya, “Aku daripada Allah dan yang beriman daripadaku”. Dan Allah berfirman melalui Rasul-Nya: 

“Aku ciptakan cahaya Muhammad daripada cahaya Wujud-Ku sendiri''


AKU DARI NUR ZAT SEKELIAN CAHAYA ALAM DARI NUR MUHAMAD

Sabtu, 5 September 2015

HADIS 12

Daripada  Abu Hurairah  r.a  beliau berkata: 

Rasulullah  SAW telah  bersabda: َﻻ   ﺎَﻣ  ُﻪ ُآ ْﺮ َﺗ   ِء ْﺮ َﻤ ﻟ ا   ِم َﻼ ْﺳ ِإ Sebahagian  daripada keelokan  seorang  mukmin  ialah  meninggalkan  apa yang  tidak  berfaedah  baginya.

Hadis ini Hadis Hasan,  diriwayatkan  oleh  al-Tarmizi  dan  lain-lain sedemikian.

Pengajaran  hadis:

Seseorang mukmin  dianggap  elok,  indah dan berakhlak  tinggi  apabila  dia hanya  melakukan  perkara yang  berfaedah  dan  meninggalkan  perkara  yang  tidak  berfaedah.

Antara perkara yang  tidak  berguna ialah  bercakap  kosong, berhiburan  yang  melalaikan, duduk-duduk di  jalan,  bertandang  ke  rumah orang  tanpa  niat  ziarah  atau  tanpa  ada  kepentingan, suka  mengambil tahu perkara  yang  tiada  kaitan  dengan dirinya,  atau  apa  yang  dikatakan  dalam  pepatah  Melayu,  menjaga  tepi kain  orang.

Anjuran ini  menyerlahkan  suatu ajaran  lslam  yang  amat  baik,  yang  boleh  menyumbang  ke  arah pembangunan  umat.

Sekiranya semua  umat  lslam  meninggalkan perkara  yang  tidak  berfaedah  dan  yang  tidak ada  kena mengena  dengan  dirinya,  nescaya mereka  mampu  mencipta  kejayaan  dan kemajuan  serta  menghasilkan produktiviti yang berkualiti.

HADIS 11

Daripada Abu Muhammad al-Hasan  ibn Ali ibn Abu Talib  r.a.,ﺎﻤﻬﻨﻋ  ﷲا  ﻲﺿر  cucu Rasulullah SAW  dan orang  kesayangan  Baginda.

Beliau  berkata:  Aku  telah  menghafal  daripada  Rasulullah  SAW hadis: Tinggalkanlah  apa  yang  meragukan engkau  kepada  apa  yang  tidak  meragukan  engkau.

Hadis riwayat  al-Tirmizi dan  al-Nasaai. Al-Tarmizi  berkata ia adalah  hadis  hasan  sohih.

Pengajaran  hadis:

Seorang mukmin  tidak  seharusnya  terus melakukan  sesuatu  yang  dia  sendiri merasa  sangsi  dan  ragu. Hal ini  menyebabkannya  terjebak  jatuh  dalam  perkara yang kemungkinan  hukumnya  haram.

Meninggalkan  sesuatu  kerana ragu-ragu  dan kerana  ingin  menjaga maruah  diri  dan  keharmonian agama adalah  suatu sifat wara'   yang  terpuji.

Keyakinan  adalah  asas  amalan  dalam  lslam. Amalan  yang  dilakukan dengan  yakin  dikira  sah  dan diberikan  ganjaran  pahala.  Sebaliknya  amalan yang  dilakukan  secara  ragu-ragu,  tidak  memadai  dan mesti diulangi.

HADIS 10

Daripada  Abu Hurairah  r.a  beliau berkata:  Rasulullah  SAW telah  bersabda:

Sesungguhnya  Allah  Ta'ala  baik, Dia tidak  menerima  kecuali  perkara  yang  baik.  Dan  sesungguhnya Allah telah  memerintahkan orang-orang  mukmin dengan  apa yang telah diperintahkan kepada  para Rasul  di mana  Allah Ta'ala  berfirman: (Wahai  para  Rasul!  Makan minumlah  kamu  makanan yang  baikbaik  dan  hendaklah  kamu  beramal  soleh). Dan Allah  Ta'ala  berfirman:  (Wahai  orang-orang  yang beriman! Makan  minumlah  kamu  makanan  yang  baik-baik  yang Kami  rezekikan  kepada  kamu). Kemudian  Baginda  menyebut  perihal  seorang  lelaki  yang  bermusafir jauh,  yang  berambut kusut masai dan berdebu,  yang  menadah  tangan  ke  langit  (iaitu berdoa): Wahai  Tuhanku! Wahai  Tuhanku! Bagaimanakah  doanya  akan  dimakbulkan sedangkan  makanannya  haram,  minumannya  haram, pakaiannya haram  dan  dia  dikenyangkan  dengan  makanan  yang  haram?

Hadis  riwayat al-lmam  Muslim.

Pengajaran  hadis:

lslam  menuntut  umatnya menjaga  diri  dari semua aspek;  kebersihan  diri  dan  hati, keelokan  berpakaian, kebersihan  amalan  perbuatan  juga budi  pekerti. Sesungguhnya  Allah  SWT itu baik. Dia hanya menerima  perkara  yang  baik-baik  sahaja.

Amalan,  pakaian,  tempat tinggal,  kenderaan  dan  makanan  seseorang  mempunyai  hubungan  rapat dengan darjat kemuliaan  diri dan  peningkatan  maqam  hatinya.  Oleh  itu, seorang  mukmin  dituntut menjaga  amalan, tingkah laku  dan  pakaian  serta   memakan hanya benda  yang  baik.  

Makanan  yang  baik ialah makanan  yang  halal.  lni tidak menafikan  makanan  yang  berzat  dan bervitamin,  kerana  Allah sifatkan  makanan  yang  baik,  bukan  sekadar  yang  halal.

Makanan  dan  perbuatan yang  haram  menghalang  pembersihan jiwa seseorang,  sekaligus  menghalang doa daripada dimakbulkan  Allah.

Khamis, 3 September 2015

SUSUNAN DALAM RAHIM



SUSUNAN DALAM RAHIM BAPAK

Di Otak : 7 hari
Di Rulang Belakang : 7 hari
Di Watsulbi Muntarait : 7 hari
Di Tulang Data : 7 hari
Di Pusat : 7 hari
Di Kalam : 7 hari
Jumlah = 42 hari


Dalam Rahim Ibu 9 Bulan + 9 hari / 7 Bulan + 7 hari, Titik NOKTAH.
1 hari : HU
3 hari : ALLAH
7 hari : INNALLAH (hanya Allah)
4 bulan + 4 hari : TURABBUNNUR (Tanah Nur)
7 bulan + 7 hari : SUBHANALLAH (Maha Suci Allah)
8 bulan + 8 hari : ALHAMDULILLAH (Puji Bagi Allah)
9 bulan + 9 hari : INNA ANNA AMANNA (Sesungguhnya Aku beriman/Pembawa Amanah Allah SWT)

Ujud artinya Ada, Mustahil Tiada, Mana yang Mustahil.
Adalah Akwan Agiyar kita. Wajib Allah Ta’ala ada.
Tidak sah Ma’rifatnya, bila tidak mengetahui asal kejadian Diri kita ini.
Itifak/Mufakat.
Seluruh Arifbillah.

Adapun mengenal diri itu mengetahui daripada asal Nabi Adam A.S. Asalnya Nabi Allah Adam itu nasarnya Air, Api, Angin, Tanah, maka turunlah kepada kita :
Tanah itu = Tubuh kita hurufnya
Angin itu = Nafas kita hurufnya
Api itu = Darah kita hurufnya
Air itu = Rasa kita hurufnya

Maka itulah kita ketahui arti mengenal diri namanya.
Adapun kejadiannya Tanah bernama Syari’at = Tubuh kepada kita
Adapun kejadiannya Angin bernama Tarikat = Laku kepada kita
Adapun kejadiannya Api bernama Hakikat = Hati kepada kita
Adapun kejadiannya Air bernama Ma’rifat = Rasa kepada kita

Itulah mengenal diri namanya.
Syariat umpama Kaki
Tarikat umpama Tangan
Hakikat umpama Tubuh
Ma’rifat umpama Kepala

Adapun yang bernama Diri Terdiri itu Rahasia namanya
Adapun yang bernama Diri Tajalli itu Roh namanya
Adapun yang bernama Diri Terperi itu Hati namanya
Adapun yang bernama Diri Diperikan itu Tubuh namanya

SYAHADAH


Rukun syahadah 4 perkara:
1. mengisbatkan zat Allah
2. mengisbatkan sifat Allah
3. mengisbatkan af’al Allah
4. mengisbatkan kebenaran Rasulullah

Syarat sah syahadah:
1. diketahui
2. diiqrarkan
3. ditasdiqkan
4. diamalkan

Binasa syahadah 4 perkara:
1. menduakan Allah
2. syak dan waham di dalam hati
3. menyangkal dirinya dijadikan oleh Allah
4. tidak mengisbatkan zat Allah

Syahadah terbahagi kepada 3 bahagian:
1. syahadah syariat
2. syahadah tareqat
3. syahadah haqiqat

Syahadah syariat – mengucap syahadatain serta dikerjakan yang disuruh dan meninggalkan yang ditegah

Syahadah tareqat – hendaklah kita melihat dengan sepenuhnya segala perkara yang terjadi pada kita dan sekalian makhluk samada baik atau jahat, semuanya datang dari Allah dengan qudrah dan iradahNya, serta ikhlas kita kepadaNya.

Syahadah haqiqat – apabila kita sudah mengetahui dan yakini dengan sepenuhnya pada hati kita , dan diucapkan dengan syahadatain, iaitu telah nyata apa yang kita lihat dengan mata zahir, mata hati dan mata sir akan setiap perbuatan Allah dengan qudrah dan iradahNya. Maka zahirlah wujud itu di dalam setiap hal dan keadaan, sehingga kita pandang dengan mata sirr kita, tiada wujud yang lain melainkan wujud Allah semata-mata.

Syahadah ada 2 macam iaitu syahadah kamilah dan syahadah sirr. Syahadah sirr itu di hati, tidak lahir syahadah roh itu melainkan dengan syahadah kamilah. Jadi, kedatangan syahadah itu adalah disebabkan adanya roh. Jika tiada roh, tiadalah syahadah itu. Roh itu adalah sir Allah, zahir itu jadi kenyataan, inilah yang dikatakan kalimah kamilah @ sempurna, barulah sempurna kalimah syahadah yang kita syahadahkan, kerana kamilah itu adalah sirr. Jika seseorang tidak tahu kalimah sirr itu, maka pastilah (yakin) pada seseorang itu mengaku bahawa syahadah itu adalah syahadahnya.

Maka yang ada pada kita itu adalah untuk menyatakan anasir zat iaitu wujud, ilmu, nur dan syuhud @ zatNya, sifatNya, asmaNya dan af’alNya. Inilah yang dikatakan tajalli zat @ dikatakan syahadah. Jadi sifat ma’ani itulah syahadah @ kenyataan, yakni syahadah kamilah. Dan nyata syahadah kamilah itu dengan adanya syahadah sirr. Apa yang menjadi sirr ialah wujud, ilmu, nur dan syuhud.

Kamilah iaitu alam roh, alam mithal, alam ijsam dan alam insan yang ada pada makhluk khususnya pada Muhammad, kerana Muhammad adalah amanah. Yang menjadi amanah (hayat) iaitu alam roh. Hidup inilah yang hendak menyatakan zatNya, sifatNya, asmaNya dan af’alNya.

Kalau kita memahami dengan sebenar-benarnya faham, bahawa kita diibaratkan duduk di dalam lautan. Cuma kita tidak sedar kerana kita tidak lemas. Tetapi jika kita tahu, sememangnya kita lemas, kerana setiap orang yang berada di dalam lautan sudah semestinya lemas. Oleh kerana seseorang itu tidak sedar akan duduknya di dalam lautan, jadi sangkaannya “hidup” ini kepunyaannya, kerana dia belum mati. Inilah perbezaan antara orang yang tiada ilmu makrifah. Pada ahli makrifah, bahawa dia duduk di dalam lautan iaitu maul hayat @ lautan ahdah.

Maka mengambil ibarat antara cermin dengan bayang di dalam cermin. Jasad ini ibarat cermin dan gambar di dalam cermin itu adalah benda di hadapan cermin. Maka di hadapan cermin itulah gambarnya. Apa yang menjadi gambar kepada kita ialah hayat, ilmu, qudrah, iradah, sama’, basar dan kalam.

Gambar di hadapan kita iaitu nafas yang turun naik dan membawa segala perubahan. Maka sesiapa yang dapat memandang itu, lemaslah ia. Dan setiap yang lemas itu harus mati. Apabila sudah mati, yang hidup itu barulah zahir nama Allah iaitu hayyum, ‘alimun, qadirun, muridun, sami’un, basirun dan mutakallimun. Itulah syahadah!!!

Seperti ahli tahqiq menyatakan, “ Tukarlah cahaya dirimu itu dengan digantikan dengan cahaya Tuhannya”. Dan syahadah inilah yang terkandung di dalam 3 potong ayat iaitu;
1. Akulah Allah, tiada tuhan melainkan Aku
2. Maha suci Allah itu satu daripada tiga
3. Dan Allah menjadikan kamu dan setiap apa yang kamu lakukan

Setiap kejadian itu daripada Allah jua. Maka tidak zahir amanah itu melainkan dizahirkan manusia, kerana manusia itu sanggup menerima amanah.

PENYUCIAN DIRI


Tujuan penyucian itu ada dua jenis: Pertama untuk membolehkannya masuk kepada alam sifat-sifat Ilahi dan kedua untuk mencapai makam Zat.

Penyucian untuk memasuki alam sifat-sifat Ilahi memerlukan pelajaran yang membimbing seseorang di dalam proses penyucian cermin hati daripada gambaran haiwan manusia dengan cara rayuan, ucapan atau memikirkan dan mendoakan pada nama-nama Ilahi. Ucapan itu menjadi kunci, perkataan rahsia yang membuka hati. Hanya bila mata itu terbuka baharulah boleh dia melihat sifat-sifat Allah yang sebenar.

Kemudian mata itu melihat gambaran kemurahan Allah, nikmat, rahmat dan kebaikan-Nya di atas cermin hati yang murni itu. Nabi s.a.w bersabda, “Mukmin adalah cermin bagi samanya mukmin” . Juga sabda baginda, “Orang berilmu membuat gambaran sementara orang arif menggilap" . Juga sabda baginda, “Orang berilmu membuat gambaran sementara orang arif menggilap cermin hati yang menangkap kebenaran." Bila cermin hati sudah dicuci sepenuhnya dengan digilap terus menerus secara mentauhidkan Allah seseorang itu mendapat jalan kepada pengetahuan dan sifat Ilahi.

Penyaksian terhadap pemandangan ini hanya mungkin berlaku di dalam hati.
Penyucian yang bertujuan mencapai Zat Ilahi adalah melalui terus menerus mentafakurkan kalimah tauhid. Ada tiga nama keesaan, tiga yang akhir daripada dua belas nama-nama Ilahi. Nama-nama tersebut ialah:

LA ILAHA ILLA LLAH : Tiada yang ada kecuali Allah
ALLAH : Nama khusus bagi Tuhan
HU : Allah yang bersifat melampaui sesuatu
HAQ : Yang sebenarnya (Hakikat)
HAYYUN : Hidup Ilahi yang kekal abadi
QAYYUM : Berdiri dengan sendiri yang segala kewujudan bergantung kepada-Nya
QAHHAR : Yang Maha Memaksa, meliputi segala sesuatu
WAHHAB : Pemberi tanpa batas
WAHID : Yang Esa
AHAD : Esa
SAMAD : Sumber kepada segala sesuatu

Nama-nama ini mestilah diseru bukan dengan lidah biasa tetapi dengan lidah rahsia bagi hati. Hanya dengan itu mata hati melihat cahaya keesaan. Bila cahaya suci Zat menjadi nyata semua nilai-nilai kebendaan lenyap, semua menjadi tiada apa-apa. Ini adalah suasana menghabiskan sepenuhnya segala perkara, kekosongan yang melampaui semua kekosongan. Kenyataan cahaya Ilahi memadamkan semua cahaya: “Tiap-tiap sesuatu akan binasa kecuali Zat-Nya”. (Surah Qasas, ayat 88). “Allah hapuskan apa yang Dia kehendaki dan Dia tetapkan apa yang Dia kehendaki, kerana pada sisi-Nya ibu kitab”. (Surah ar-Ra'd, ayat 39).

Bila semuanya lenyap apa yang tinggal selamanya adalah roh suci. Ia melihat dengan cahaya Allah. Ia melihat-Nya, Dia melihatnya. Di sana tiada gambaran, tiada persamaan di dalam melihat-Nya: “Tiada sesuatu yang serupa dengan-Nya. Dia mendengar dan melihat”. (Surah asy-Syura, ayat 11).

Apa yang ada hanyalah cahaya murni yang mutlak. Tidak ada apa untuk diketahui lebih dari itu. Itu adalah alam fana diri. Tiada lagi fikiran untuk memberi khabar berita. Tiada lagi sesiapa melainkan Allah yang memberi khabar berita. Nabi s.a.w bersabda, “ Ada ketika aku sangat hampir dengan Allah, tiada siapa, malaikat yang hampir atau nabi yang diutus, boleh masuk antara aku dengan-Nya” .

Ini adalah suasana pemisahan di mana seseorang itu telah membuang semua perkara kecuali Zat Allah. Itu adalah suasana keesaan. Allah memerintahkan melalui Rasul-Nya, “Pisahkan diri kamu dari segala perkara dan carilah keesaan”.

Pemisahan itu bergerak daripada semua yang keduniaan kepada kekosongan dan ketiadaan. Hanya dengan itu kamu memperolehi sifat-sifat Ilahi. Itulah yang dimaksudkan oleh Nabi s.a.w apabila bersabda, “Sucikan diri kamu, benamkan diri kamu dalam sifat-sifat yang suci (sifat Ilahi)”.

AKU ADALAH AKU

MALAM INI engkau membukakan pintu itu kepadaku dan memberikanku keleluasaan menyelami isi kalbuku yang terdalam sehingga otakku dapat mencerna kearifan dari alam fikir yang telah kau anugrahkan kepadaku sebagai manusia.

Demi mewujudkan wujudmu yang benar-benar ada, dan mustahil akan ketiadaan sehingga menghilang, temanilah aku dalam meneliti setiap keberadaanmu di dunia dimana aku berada saat ini sebab aku hambaMu yang sedang mencari wujud keberadaanmu atas diriku, karna engkau pastilah meliputiku jua.

Muncullah kalimat yang membingungkan “ Aku adalah Aku dan di dalam Aku ada Aku:”. Engkau berhak untuk membiarkanku menikmati kebingungan ini karna ketika aku bingung, maka disanalah engkau akan menunjukkan keberadaanmu sebab ketika aku mencariMu, engkau akan betul-betul dekat denganku, dan dalam kebingungan ini engkau semakin nyata adanya sebab dengan adanya diriMu aku mulai bingung.

Aku letakkan harapan diriku kepada ke-20 sifatnya yang maha terpuji sehingga kesemuanya menyatu menjadi sebuah kesempurnaan. 2 (dua) berarti aku dan dia, sedangkan 0 (nol) berarti suatu ketiadaan, atau peleburan akan batas-batas sang khalik dan mahluk; sehingga keberadaan sifat yang 20 itu pada diriku akan mengembalikanku kepada suatu ketiadaan, yaitu ketiadaan akan aku sebagai mahluk fana yang senantiasa mengagungkan fisiknya. Ketika aku menyadari dengan sebenar-benarnya akan berduanya aku denganNya maka aku akan tiada. Namun, masih tetap “ketiadaan” yang rumit karna semua itu belumlah nyata.

Di dalam alam fikir ini ingin kucoba menelaah isi terdalam sanubariku dengan “bermain-main” dalam alam fikir (sementara) ini dengan mencoba mengupas kesejatian sifat tuhanku yang masih rumit ketika aku menulis kata demi kata pada saat ini. Dengan mengucap “tiada daya dan upaya Melainkan engkau yaaAllah

Sedemikian jelasnya engkau kabarkan kepadaku akan sifat-sifatMu yang agung agar aku dapat menyelami dan mendalamiMu wahai Tuhanku, sebab keberadaan sifat-sifatMu itulah yang meyakinimu sebagai tuhan yang meliputiku. Sifatmu suci tanpa cela dan kekurangan, dan mengingkarinya akan membawa kesesatan dan petaka yang nyata.

Didalamnya terdapat rahasia besar untuk kugali agar benar-benar dekat denganmu sebab bagaimana aku menghampirimu tanpa mengenalmu_malulah rasanya. Dan bagaimana aku mengenalmu tanpa aku mengetahui bagaimana engkau melalui sifatmu. Sebab itu, izinkanlah aku menghampiri untuk bersamamu sebagai kekasihmu dengan mengenalmu untuk menghampirimu melalui mendalami sifat-sifatMu.