Ahad, 28 Mac 2021

UJIAN @ FITNAH DALAM ILMU PENGETAHUAN



UJIAN @ FITNAH dalam ILMU PENGETAHUAN

Menurut Imam AL Ghazali RA dalam pencarian ilmu pengetahuan perkara utama yang perlu dititik beratkan NIAT dan HATI..

NIAT difokuskan serta dipusatkan Hanya Semata mata kerana ALLAH manakala HATI hendaklah sentiasa berlapang dada dengan penuh KEIKHLASAN..Di samping itu hendaklah sentiasa berdoa dan memohon kepada Allah agar diberkati segala ilmu yang dipelajari serta mohon Rahmat dari sisi NYA agar ilmu yang dipelajari itu diredai NYA bahkan bermanfaat buat diri  dan pengetahuan tersebut.

Begitulah antara nasihat Imam AL Ghazali RA kepada salah seorang anak murid beliau yang juga merupakan anak kandungnya yang bernama Muhammad bin Muhammad AL Ghazali.

Beliau menasihati anak muridnya itu agar tidak menuruti kehendak nafsu ke arah duniawi dan kemuliaan serta sanjungan tinggi dari masyarakat..Sepertinya itu merupakan FITNAH dan UJIAN yang biasa tempuhi oleh para pencari ilmu.Tugas Syaitan dan IBlis untuk memesongkan anak anak Adam tidak tertakluk pada ibadat sahaja..Malahan di dalam pencarian ilmu juga tidak ketinggalan mereka akan turut berusaha untuk menjerumuskan manusia ke lembah kebinasaan.

Imam AL Ghazali menambah dengan membacakan sepotong HADIS yang berbunyi; RASULULLAH SAW pernah bersabda yang bermaksud;

"Orang yang paling keras siksanya di Akhirat kelak adalah orang alim iaitu berilmu  tapi tidak beri manfaat kepada dirinya dengan ilmunya".

Begitupun betapa ilmu adalah penting dalam setiap amal perbuatan lebih lebih lagi berkait rapat sesuatu ibadat.

Sesuatu ilmu mestilah diamalkan begitu juga sebaliknya.Ibarat ilmu tanpa amal adalah satu

kerugian manakala amal tanpa ilmu ibarat sia sia..

Di akhirat kelak seperti juga ilmu yang akan dihisab oleh ALLAH bahkan setiap amalan itu juga akan dihitung satu persatu serta disoal dan ditanya nanti.

Firman Allah SWT yang berbunyi;


"وَلَا تَخْفُ ماَ لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ،اِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ 

اُولىِٰٕٓكَ كٓانَ عَنْهُ مَسْىُٔوْلًا٦٣۝

"Dan janganlah engkau mengikut apa yang  engkau tidak mempunyai pengetahuan mengenainya; Sesungguhnya pendengaran dan penglihatan serta Hati;semua anggota anggota itu akan  dipertanggung jawabkan".

(Surah Israa ayat 36)

Imam Ahmad dan Baihaqi meriwayatkan dari Mansur bin Zadzan ia berkata;

"Kami mendengar bahawa orang Alim jika tidak mendapat manfaat dari ilmunya penduduk neraka berteriak kerana bau busuknya.Mereka berkata;Apakah yang engkau lakukan di dunia wahai orang yang buruk?Engkau telah mengganggu kami dengan bau busukmu.Tidak

kah cukup bagimu penderitaan dan kesulitan yang kami alami?"Maka ia menjawab;Aku adalah orang Alim yang tidak mendapat manfaat dari ilmu."

Begitulah antara cebisan nasihat dari imam AL Ghazali RA mengenai fungsi dan Fitnah serta Ujian terhadap ilmu tersebut.

Terdapat banyak lagi nasihat nasihat yang beliau titipkan sebagai pedoman dan panduan dalam pencarian ilmu pengetahuan samada di dunia dan akhirat..

Betapa pentingnya seseorang pencari ilmu itu wajib menetapkan niat yang ikhlas dalam mencari keredaan Allah di dunia dan akhirat.

Hanya Rahmat dari sisi NYA jualah yang mampu menjadikan sesuatu ilmu pengetahuan tersebut bermanfaat dan berguna.Bukan sahaja buat dirinya bahkan untuk masyarakat lebih lebih lagi agama dan bangsanya.

Rabu, 24 Mac 2021

IBLIS ITU SANGAT ALIM



Jika engkau bertanya tentang Al'Quran kepada iblis, dia akan menerangkan dengan sangat jelas, kerana iblis tahu bila ayat itu turun dari langit...

Jika engkau bertanya tentang ilmu hadith kepada iblis, dia akan menjelaskannya,

kerana iblis tahu asbabul wurud dari hadith itu...

Jika engkau bertanya tentang kisah para nabi, iblis akan dapat menceritakannya kerana dia sudah ada sejak nabi Adam masih berada dalam syurga...

Iblis ahli Quran...

Iblis ahli hadith...

Iblis ahli riwayat...

Iblis ahli ibadah...

Iblis alim/pandai dalam segala ilmu...

Tapi iblis tidak pernah menjadi kekasih Allah, kerana dalam diri iblis ada kalimat...

“AKU LEBIH BAIK DARI KAMU”

Semoga sedikit ilmu yang dititipkan Allah Subhanahu Wa Ta'ala dihati kita tidak menjadikan kita sombong dalam segala urusan...

Kita juga akan faham bahwa ilmu tak menjamin seseorang itu menjadi taat dan soleh serta di kasihi Allah.

Yang aku takut... 

hatiku kian mengeras dan sukar menerima nasihat, namun sangat pandai menasihati orang lain..

Yang aku takut... 

aku merasa paling benar, sehingga merendahkan yang lain.

Yang aku takut... ego ku terlalu tinggi, hingga merasa paling baik di antara yang lain.

Yang aku takut... 

aku lupa bercermin diri sendiri, namun sibuk berprasangka buruk kepada yang lain.

Yang aku takut...

ilmuku akan membuatku menjadi sombong dgn memandang yang lain lebih rendah ilmunya dari ku.

Yang aku takut... lidah ku makin lincah membicarakan aib orang lain, namun lupa dengan aib ku yang menggunung.

Yang aku takut... 

aku hanya hebat dalam berkata namun buruk dalam perbuatan.

Yang aku takut... 

aku hanya cerdas dalam mengkritik, namun lemah dalam memperbaiki diri sendiri.

Yang aku takut...

aku membenci dosa orang lain, namun bila aku sendiri yang membuat dosa aku tidak pula membencinya.

Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala sentiasa menyedarkan ku sehingga aku lebih rajin menilai kelemahan dan keburukan diri ku sendiri daripada menilai keburukan orang lain. Aamiin...

SELALULAH MELIHAT KE DALAM HATI...

KL EAST FAMILY HANGOUT

 Bersama dengan keluarga sambil menikmati makanan di restauran Korea. 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


قُلْ  اَرَءَيْتُمْ  اِنْ  اَخَذَ  اللّٰهُ  سَمْعَكُمْ  وَ  اَبْصَا رَكُمْ  وَخَتَمَ  عَلٰى  قُلُوْبِكُمْ  مَّنْ  اِلٰـهٌ  غَيْرُ  اللّٰهِ  يَأْتِيْكُمْ  بِه   ۗ اُنْظُرْ  كَيْفَ  نُصَرِّفُ  الْاٰ يٰتِ  ثُمَّ  هُمْ  يَصْدِفُوْنَ

qul a ro-aitum in akhozallohu sam'akum wa abshoorokum wa khotama 'alaa quluubikum man ilaahun ghoirullohi ya-tiikum bih, ungzhur kaifa nushorriful-aayaati summa hum yashdifuun


"Katakanlah (Muhammad), Terangkanlah kepadaku jika Allah mencabut pendengaran dan penglihatan serta menutup hatimu, siapakah tuhan selain Allah yang kuasa mengembalikannya kepadamu? Perhatikanlah, bagaimana Kami menjelaskan berulang-ulang (kepada mereka) tanda-tanda kekuasaan (Kami), tetapi mereka tetap berpaling."

(QS. Al-An'am 6: Ayat 46)



















Khamis, 18 Mac 2021

NAFSU

 


Sebelum berbicara mengenai 7 tingkatan nafsu mari kita membahas dahulu apa sebenarnya "Nafsu" itu? Nafsu merupakan suatu keinginan manusia kepada sesuatu. Pada dasarnya wajar setiap manusia memiliki keinginan akan sesuatu selama tidak bertentangan dengan perintah Allah SWT.


Namun kebanyakan dari kita mengertikan nafsu itu dari sudut negatif. Mungkin setelah dijelaskan mengenai 7 tingkatan nafsu, kita boleh memahami nafsu dari segi positifnya. Namun ketika ini sedikit sekali orang yang manggunakan nafsunya untuk mendekatkan diri pada Allah SWT. Padahal jika nafsu boleh diperintah dengan baik, boleh mengubah hati manusia dari keruh menjadi sangat jernih.


Dan firman Allah SWT: "Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya)".


1- NAFSU AMARAH:

Nafsu ini adalah nafsu yang paling mudah menjerumuskan manusia kedalam panasnya api neraka. Orang yang memiliki nafsu ini tentu tidak kenal dengan yang namanya akhirat. Orang ini senang melakukan perbuatan yang dilarang asalkan dirinya boleh merasa senang dengan perbuatannya (dosa) itu.


2- NAFSU LAWWAMAH:

Nafsu  ini tingkatannya lebih tinggi daripada nafsu amarah. Orang yang berada pada tahap nafsu lawwamah ini sudah tau antara perbuatan yang dilarang dan amal kebajikan. Saat jatuh pada kejahatan dia masih merasa puas namun di ketika lain ia menyesali perbuatannya itu. Dia Kadang ia berbuat baik dan setelah itu akan kembali melakukan perbuatan dosa lagi. Orang yang seperti ini masih belum boleh dijamin masuk surga.


3- NAFSU MULHAMAH:

Orang yang berada pada tingkatan ini apabila hendak melakukan amal kebajikan terasa berat. Namun dalam keadaan bermujahadah dia berbuat kebaikan-kebaikan karena ia sudah mulai takut pada kemurkaan Allah dan pedihnya api Neraka. Bila berhadapan dengan kemaksiatan, hatinya masih rindu dengan maksiat. Namun ia masih dapat melawan dengan membayangkan nikmatnya berada di Syurga. Dia sudah mengenal penyakit-penyakit yang berada dalam hatinya. Seperti iri hati, dengki, syirik, dan lain-lain. Tapi dia masih belum mampu melawan. Bila penyakit-penyakit hati ini sudah tidak ada lagi, ia akan rasa satu kenikmatan baru dalam hatinya dan akan merasa benci dalam melakukan kejahatan. Dan pada saat itu dia telah meningkat ke taraf nafsu yang lebih baik lagi yaitu Nafsu Muthmainnah.


4- NAFSU MUTHMAINNAH:

Orang yang berada dalam tingkatan ini sudah dijamin masuk surga. Sesuai dengan yang terkandung dalam surat Al- Fajr ayat 27-30 : "Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang redha dan diredhai, maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam Syurga-Ku". Orang yang berada dalam tingkatan ini sentiasa dijauhkan dari rasa cemas dan gelisah atas segala ketetapan Allah SWT dan selalu merasa sejuk hatinya, tenteram jiwanya, jika dia bisa melakukan suatu amal kebajikan. Hatinya senantiasa rindu pada Allah SWT.


5- NAFSU RADHIAH:

Sifat dari nafsu ini adalah dia selalu menganggap yang makruh itu haram, dan yang sunat ia anggap itu kewajiban. Jika ia tidak melaksanakan apa yang disunatkan, ia merasa berdosa. Baginya takdir baik atau buruk adalah sama saja. mereka tidak peduli dengan urusan yang berbau dunia. Karena hati mereka hanya pada Allah dan redha atas segala ketentuan yang Allah berikan kepadanya.


6- NAFSU MADRHIYAH:

Tingakatan ini lebih tinggi dari tingkatan nafsu radhiah. Yang istimewa pada tingkatan ini adalah Bukan hanya orang pada tingkatan nafsu ini yang sangat mencintai Allah SWT, tapi Allah SWT juga sangat mencintainya. Dia buat Allah SWT cinta padanya dengan melaksanakan apa yang di sunatkan dan tidak melaksanakan sebuah dosa walaupun sekecil jarum di lautan. Sesuai dengan Hadist Qudsi : "Senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri kepadaku dengan mengerjakan ibadah-ibadah sunnah sehingga Aku cinta padanya. Maka apabila Aku telah mencintainya, jadilah Aku pendengarannya yang dengannya ia mendengar, penglihatannya yang dengannya ia melihat, perkataannya yang dengannya ia berkata, jadilah Aku tangannya yang dengannya ia berbuat, jadilah Aku kakinya yang dengannya ia melangkah, dan akalnya yang dengannya ia berpikir".


7- NAFSU KAMILAH:

Tingakatan yang ketujuh ini adalah tingkatan para Nabi dan Rasul, manusia yang suci dan sempurna. Yang terpelihara dari perbuatan tercela dan Allah selalu mengawasi dan membimbingnya. Untuk meraih nafsu dari peringkat yang paling bawah hingga peringkat diatasnya diperlukankan untuk Mujahadah hingga Allah SWT yakin akan usahanya. Untuk itu marilah kita tak terkecuali saya sendiri berlumba-lumba untuk meningkatkan peringkat nafsu kita hingga ke tingkat yang lebih tinggi agar kita semua ditempatkan oleh Allah SWT di taman surganya yang tak dapat dilukis oleh panca indera kita kerana keindahannya