Selasa, 20 Februari 2018

PESAN ALAM



Kalau ingin menangkap ayam,
jangan dikejar nanti kita akan penat dan ayam pun makin menjauh. Berikanlah ia beras dan makanan, nanti dengan mudah ia datang dengan rela.

Begitulah Rezeki,

Keluarkan lah sedekah, nanti Rezeki akan datang menghampir tepat waktu.

Kalau ingin memelihara kupu-kupu,
Jangan tangkap kupu-kupunya,
pasti ia akan terbang.

Tetapi tanamlah bunga​.
Maka kupu-kupu akan datang sendiri
dan membentangkan sayap-sayapnya yang indah.

Bahkan bukan hanya kupu-kupu yang datang,
tetapi kawanan yang lain juga datang :
lebah,
pepatung.
dan lainnya,
juga akan datang
menambah warna warni keindahan.​

Sama halnya dalam kehidupan di dunia ini.
​Ketika kita menginginkan​ Kebahagiaan dan Keberuntungan,
Tanamkan kebaikan demi kebaikan, kejujuran demi kejujuran,

Maka kebahagiaan dan keberuntungan akan datang karena dianugerahkan oleh Allah.

Oleh karena itu,
selagi kita masih diberi hidup,​
mari kita membangun taman-taman bunga kita, bunga kebajikan dan bunga kejujuran.

JANGAN REMEHKAN



• JIKA kita melihat seekor semut terpeleset dan jatuh di air, maka angkat dan tolonglah ia… barangkali itu menjadi penyebab keampunan bagi kita di akhirat.

• Jika kita menjumpai batu kecil di jalan yang boleh menggangu jalannya orang lain, maka singkirkanlah ia, barangkali itu menjadi penyebab dimudahkannya jalan kita menuju syurga.

• Jika kita menjumpai anak ayam terpisah dari induknya, maka ambil dan susulkan ia dengan induknya, semoga itu menjadi penyebab Allah mengumpulkan diri kita dan keluarga kita di syurga.

• Jika kita melihat orang tua memerlukan tumpangan, maka hantarkanlah dia… Barangkali itu menjadi sebab kelapangan rezeki kita di dunia.

• Jika kita bukanlah seorang yang menguasai banyak ilmu agama, maka ajarkanlah alif ba’ ta’ kepada anak-anak kita, setidaknya itu menjadi amal jariyah untuk kita..yang tak akan terputus pahalanya meski engkau berada di alam kubur.

• Jika kita tidak boleh berbuat kebaikan sama sekali, maka tahanlah tangan dan lisan kita dari menyakiti… Setidaknya itu menjadi sedekah untuk diri kita.

Janganlah pernah meremehkan sekecil apapun kebaikan, karena boleh jadi seseorang itu masuk syurga bukan kerana puasa sunnahnya, bukan kerana panjang solat malamnya tapi boleh jadi kerana akhlak baiknya dan sabarnya ia ketika musibah datang melanda.

• Rasulullah Salallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Jangan sekali-kali kamu meremehkan kebaikan sedikit pun, meskipun (hanya) kamu bertemu dengan saudaramu dalam keadaan tersenyum.”

Isnin, 19 Februari 2018

MUSIBAH AKHIR ZAMAN



Imam Masjidil Haram Asy-Syaikh Su’ud Asy-Syuraim ketika membaca khutbah Jumaat beliau berkata:

"Adakah kita tidak melihat perubahan dalam hidup kini setelah masuknya Whats App, Facebook, Instagram dan lain-lainnya dalam kehidupan kita?

Hal ini merupakan ghazwul fikri (perang pemikiran) yang menyerang akal, namun sangat sayang kita telah tunduk padanya dan kita telah jauh dari deen Islam yang lurus dan dari zikir kepada Allah Ta'ala.

Kita telah menjadi *penyembah-penyembah dan penagih* Whats App, Twitter, Facebook, Youtube, Instagram dan seangkatan dengannya.

Kenapa hati kita menjadi keras? Itu akibat seringnya kita melihat video yang mengasyik dan melalaikan dan juga kejadian2 yang di share di Whats App.

Banyak perkara pelik-pelik dan hiburan di sana sini yang melalaikan.

Hati kita kini mempunyai kebiasaan yang tidak lagi takut pada sesuatu pun. Oleh itu hati mula mengeras seperti batu.

Kenapa kita berpecah belah dan kita putus tali persaudaraan?

Kerana kini *silaturrahim* kita hanya melalui Whats App saja, seakan-akan kita bertemu di alam maya sahaja setiap hari.

Namun bukan begini tata cara bersilaturrahim dalam agama Islam. Kita bongkak dengan diri kita, teknologi di hujung jari kita ada.

Kenapa kita sangat sering mengumpat, padahal kita tidak sedang duduk dengan seorang pun.

Itu kerana saat kita mendapatkan satu message yang berisi ghibah (umpatan) terhadap seseorang atau suatu kelompok, dengan cepat kita sebar ke group2 lain.

Dengan begitu cepatnya kita mengghibah (mengumpat), sedang kita tidak sedar berapa banyak dosa yang kita dapatkan dari hal itu setiap hari.

Sayang sungguh, kita telah menjadi penagih teknologi ini.

Kita makan, handphone ada ditangan kiri kita. Kita duduk bersama teman-teman, HP ada di *genggaman*.

Suami-isteri tidak bertegur. Isteri lupakan kebaikan suami. Terlalu sibuk dengan handphone *di tangan.*

Berbicara dengan ayah dan ibu yang wajib kita hormati, akan tetapi hand phone ada *di tangan* pula.

Sedang memandu, HP juga di tangan. Hinggakan anak-anak kita pun telah kehilangan kasih sayang dari kita, kerana kita telah berpaling dari mereka dan lebih *mementingkan* handphone.

Aku tidak ingin mendengar seseorang yang memberi pembelaan pada teknologi ini. Kerana sekarang, jika sesaat saja HP kita tertinggal betapa kita merasa sangat kehilangan.

Adakah *perasaan* seperti itu ada juga pada ketika solat dan tilawatul Quran?

Adakah kita yang mengengkari hal ini? Dan siapakah yang tidak mendapatkan perubahan negatif dalam kehidupannya setelah masuknya teknologi ini pada kehidupan seseorang muslim dan setelah menjadi *ketagih*?

Demi Allah, siapakah yang akan menjadi *teman* kita nanti di *kubur*? Apakah Handphone?

Mari kita sama-sama kembali kepada Allah, jangan sampai ada hal-hal yang menyibukkan kita dari *tanggungjawab* dan agama kita.

Kita tidak tahu berapakah sisa-sisa umur kita.

Jangan disembunyikan nasihat ini, agar tidak menjadi seseorang yang menyembunyikan ilmu.

Semoga handphone yang kita miliki adalah *wasilah* (alat) untuk kebaikan dan bukan wasilah dalam keburukan.

Wallahu a'lam...

Semoga Bermanafaat