Matikan diri kamu sebelum engkau mati”
MATI YANG PERTAMA” = seolah-olah bercerai Roh dari Jasad..,
tiada daya upaya walau sedikit pun jua, hanya Allah jua yang berkuasa,
kemudian... dimusyahadahkan didalam hati dengan menyaksikan kebesaranNya yaitu sifat Jalal dan JamalNya dan kesucianNya.
Maka mati diri sebelum mati itu adalah dengan memulangkan segala amanah Allah iaitu Tubuh Jasad ini kepada yang menanggung amanah yaitu Rohaniah jua.
Tarik-lah ‘NAFAS’ itu dengan hakekat memulangkan dzat, sifat, afaal kita kepada Dzat, Sifat, Afaal Allah yang bererti memulangkan segala wujud kita yang zahir kepada wujud kita yang bathin (Roh). Dan pulangkan wujud Roh pada hakekatnya kepada Wujud Yang Qadim.
Maka..
Setelah sempurna “Mematikan diri yang pertama” …
MATI YANG KEDUA” = melakukan “Mi’raj” yang dinamakan MATI MAKNAWI, yaitu hilang segala sesuatu didalam hatimu malainkan hanya berhadap pada Allah jua.
Dengan meletakkan nafas kita melalui alam ‘AMFAS’ yaitu antara dua kening (Kaf Kawthar) merasa penuh limpahan dalam alam kudus kita yaitu dalam kepala kita hingga hilang segala ingatan pada yang lain melainkan hanya hatimu berhadap pada Allah jua.
MATI PADA PERINGKAT KETIGA” = adalah mati segala usaha ikhtiar dan daya upaya diri karena diri kita ini tidak dapat melakukan sesuatu dengan kekuatan sendiri. sebab manusia itu sebenarnya memiliki sifat ‘Fakir, dan Dhaif (lemah) ’.
Dinaikkan ‘TANAFAS’ hingga ditempatkannya dengan sempurna di ‘NUFUS’ dengan melihat pada mata hati itu dari Allah, dengan Allah dan untuk Allah.
Dari Allah mengerakkan Rohaniah,
Dari Rohaniah menggerakkan Al-Hayat
Dari Al-hayat mengerakkan Nafas,
Dari Nafas mengerakkan Jasad dan pada hakekatnya.. Allah jualah yang mengerakkan sekalian yang ada.
FirmanNya :“Dan tiadalah yang melontar oleh engkau ya Muhammad ketika engkau melontar tetapi Allah yang melontar……… “
0 ulasan:
Catat Ulasan
Nota: Hanya ahli blog ini sahaja yang boleh mencatat ulasan.