Jumaat, 10 Mei 2024

HAKIKAT DIRI

Assalamulaikum

Sedikit pencerahan, untuk lebih lanjut berhadap lah kita dgn guru yg nyata lagi hakiki agar di fahamkan akan makam letak tempat jatuhnya sesuatu yg ingin kita fahami agar mendatangkan bekas pada kelakuan dan perbuatan hingga mendatangkan rasa, inssaallah, sedikit perkongsian

Bismillah Hirrohma Nirrohim 

Assalamualaikum wr.wb

HAKEKAT SEMBAHYANG ( Sholat )
Berdiri menyaksikan diri sendiri, kita bersaksi dengan diri kita sendiri, bahwa tiada yang nyata pada diri kita hanya diri bathin (Allah) dan diri zahir kita (Muhammad) adalah yang membawa dan menanggung rahasia Allah SWT.
Hal ini terkandung dalam surat Al-Fatehah yaitu :
Alhamdu (Alif, Lam, Ha, Mim, Dal)
Kalimat alhamdu ini diterima ketika rasulullah isra’ dan mi’raj dan mengambil pengertian akan hakekat manusia pertama yang diciptakan Allah SWT. Yaitu : Adam AS. Tatkala Roh (diri bathin) Adam AS. Sampai ketahap dada, Adam AS pun bersin dan berkata alhamdulillah artinya : segala puji bagi Allah
Apa yang di puji  adalah :
Zat          (Allah)  
Sifat       (Muhammad)
Asma’    (Adam)
Af’al      (Manusia)

Jadi sembahyang itu bukan sekali-kali berarti :
Menyembah, tapi suatu istiadat penyaksian diri sendiri dan sesungguhnya tiada diri kita itu adalah diri Allah semata.Kita menyaksikan bahwa diri kitalah yang membawa dan menanggung rahasia Allah SWT. Dan tiada sesuatu pada diri kita hanya rahasia Allah semata serta.. tiada sesuatu yang kita punya : kecuali Hak Allah semata.
Sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Ahzab 72
Inna ‘aradnal amanata ‘alas samawati wal ardi wal jibal fa abaina anyah milnaha wa’asfakna minha wahamalahal insanu.
Artinya :
“sesungguhnya kami telah menawarkan suatu amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung tapi mereka enggan menerimannya (memikulnya) karena merasa tidak akan sanggup, lantas hanya manusia yang sanggup menerimanya”
Dan karena firman Allah inilah kita mengucap :
“Asyahadualla Ilaaha Illallah Wa Asyahadu Anna Muhammadar Rasulullah”
Yang berarti :
Kita bersaksi dengan diri kita sendiri bahwa tiada yang nyata pada diri kita sendiri hanya Allah Semata dengan tubuh zahir kita sebagai tempat menanggung rahasia Allah dan akan menjaganya sampai dengan tanggal yang telah ditentukan.
Manusia akan berguna disisi Allah jika ia dapat menjaga amanah Rahasia Allah dan berusaha mengenal dirinya sendiri.
Karena bila manusia dapat mengenal dirinya, maka dengan itu pulalah ia dapat mengenal Allah.
Hadits Qudsi :
“MAN ARAFA NAFSAHU FAKAT ARAFA RABBAHU”
Artinya :
Barang siapa mengenal dirinya maka ia akan mengenal Allah
ALIF       ITU ARTINYA    : NIAT SEMBAHYANG
LAM       ITU ARTINYA     : BERDIRI
HA          ITU ARTINYA     : RUKU’
MIM      ITU ARTINYA      : SUJUD
DAL        ITU ARTINYA     : DUDUK
atau bisa juga kalau di kias lagi jadi Empat :
Berdiri  (alif=jalalullah),
Rukuk   (lam awal=jamalullah),
Sujud    (lam akhir=kaharullah),
Duduk   (haa=kamalullah),

menjadi nasar api, angin, air dan tanah dlm diri kita
Perkataan pertama dalam sembahyang itu adalah : Allahu Akbar (Allah Maha Besar) Perkata ini diambil dari peringatan ketika sempurnanya roh diri Rahasia Allah itu dimasukkan kedalam tubuh Adam AS. Adam AS. Pun berusaha berdiri sambil menyaksikan keindahan tubuhnya dan berkata : Allahu Akbar (Allah Maha Besar).
Dalam sembahyang harus memenuhi 3 syarat :
1. Fiqli (perbuatan)
2. Qauli (bacaan)
3. Qalbi (Hati atau roh atau qalbu)
MENGAPA KITA SEMBAHYANG SEHARI SEMALAM 17 RAKAAT :
Adalah mengambil pengertian sebagai berikut :
Hawa, Adam, Muhammad, Allah dan Ah

1. AH  itu menandakan sembahyang subuh…….”2”rakaat yaitu…Zat dan Sifat
2. ALLAH itu menandakan sembahyang Zohor “4” rakaat yaitu :Wujud,Alam,Nur dan Syahadat.
3. MUHAMMAD itu menandakan sembahyang Asar “4” rakaat yaitu : Tanah,Air,Api dan Angin.

4. ADAM itu menandakan sembahyang Magrib “3” rakaat yaitu :Ahda,Wahda,dan Wahdia.

5. HAWA itu menandakan sembahyang Isya “4” rakaat yaitu : Mani,Manikam,Madi dan DI.

MENGAPA KITA MENGUCAP DUA KALIMAH SYAHADAT 9 KALI DALAM 5 WAKTU SEMBAHYANG
Sebab diri bathin manusia mempunyai 9 wajah.
Dua kalimah syahadat pada :
1. Sembahyang SUBUH 1 kali itu memberi kesaksian pada wajah kita pada martabat SIRUSIR (Rahasia didalam Rahasia)
2. Sembahyang ZOHOR 2 kali memberi kesaksian pada wajah kita pada martabat SIR dan AHDAH
3. Sembahyang ASAR 2 kali memberi kesaksian pada wajah kita pada martabat WAHDA dan WAHDIA
4. Sembahyang MAGHRIB 2 kali memberi kesaksian pada wajah kita pada martabat AHAD dan MUHAMMAD
5. Sembahyang ISYA 2 kali memberi kesaksian pada wajah kita pada martabat MUSTAFA dan MUHAMMAD
MENGAPA KITA HARUS BERNIAT DALAM SEMBAHYANG
Karena : niat itu merupakan kepala sembahyang.

Hakekat niat letaknya pada martabat alif dan ataupun kalbu manusia didalam sembahyang itu kita lapazkan didalam hati :
Niat sbb :
“aku hendak sembahyang menyaksikan diriku karena Allah semata-mata.”
Dalilnya :
1. LA SHALATAN ILLA BI HUDURIL QALBI
Artinya : Tidak Sah Shalat Nya Kalau Tidak Hadir Hatinya (Qalbunya)
2. LAYASUL SHALAT ILLA BIN MA’RIFATULLAH
Artinya :  Tidak Syah Sholat Tanpa Mengenal Allah
3. WAKALBUL MU’MININ BAITULLAH
Artinya : Jiwa Orang Mu’min Itu Rumahnya Allah

4. WANAHNU AKRABI MIN HABIL WARIZ
Artinya :  Aku (Allah) Lebih Dekat Dari Urat Nadi Lehermu
5. IN NAMAS SHALATU TAMAS KUNU TAWADU’U
Artinya : Hubungan Antara Manusia Dengan Tuhannya Adalah Cinta. Cintailah Allah Yang Karena Allah Engkau Hidup Dan Kepada Allah Engkau Kembali. (H.R. Tarmizi)
6. AKI MIS SHALATA LI ZIKRI
Artinya : Dirikan Shalat Untuk Mengingat Allah (QS. Taha : 145)
Sedangkan :
1. Al-Fatehah ialah merupakan tubuh sembahyang
2. Tahayat ialah merupakan hati sembahyang
3. Salam ialah merupakan kaki tangan sembahyan
HAKEKAT AL-FATEHA DALAM SHALAT
Membersihkan hati dari syirik kepada Allah SWT
Mengingat kita bahwa tubuh manusia itu mempunyai 7 lapis susunan jasad yaitu :
1. Bulu
2. Kulit
3. Daging
4. Darah
5. Tulang
6. Lemak
7. Lendir
7 ayat dalam Al-Fatehah merupakan tawaf 7 kali keliling ka’bah.

HAKEKAT ALLAHU AKBAR DALAM SHALAT IALAH :
“Mengambil magna ucapan Nabi Adam AS. Ketika berdiri menyaksikan dirinya sendiri dan Nabi Adam AS. Mengucap kalimah Allahu Akbar.
Peristiwa ini merupakan tajali (perpindahan) diri rahasia Allah sehingga dapat di tanggung oleh manusia dengan 4 perkara yaitu :
1. Wujud
2. Ilmu                       
3. Nur
4. Syahadat
Perkataan Allah pada Allahu Akbar mengandung magna atau martabat zat sedangkan perkataan “Akbar” pada Allahu Akbar mengandung magna atau martabat : sifat.

Jadi zat dan sifat itu tidak boleh berpisah, zat dan sifat sama-sama saling puji memuji.

DALAM SHALAT ITU JUGA MENGANDUNG HAKEKAT ZAKAT.
Hakekat zakat dalam shalat ialah :
Mengandung makna “ Pembersih hati “ dari pada syirik kepada Allah SWT.
“ iiya Kanak Budu Wa iiya Kanasta’in”
Hanya kepada Allah lah aku menyembah dan hanya kepada Allah lah aku mohon pertolongan.

HAKEKAT PUASA DALAM SHALAT :
1. Tidak Boleh Makan Dan Minum
2. Mata Berpuasa
3. Telinga Berpuasa
4. Kulit Berpuasa
5. Hati Berpuasa

HAKEKAT WHUDU ADALAH :  Ialah membersihkan diri sebelum menunaikan shalat :

Niat
Membasuh Muka
Membasuh Tangan
Membasuh Kepala
Membasuh Telinga
Membasuh Kaki
Tertib

Hakekat Niat dalam Wudhu : ialah
“tiada wujud pada diriku hanya Allah semata”

Jadi Kita Mengisbatkan Hidup Kita, Ilmu Kita, Pandangan Kita, Penglihatan, Kuasa Kita, Kata-Kata Kita Semuanya Adalah Hak Allah Semata. (Ia Haiyun, Ia Alimun, Ia Sami’un, Ia Basirun, Ia Kadirun, Ia Maridun, Ia Mutakalimun Bil Hakki Illallah).
Hakekat Membersihkan Muka dalam wuduk ialah :
Membuang semua sifat : sombong angkuh, kemuliaan, kebesaran,yang ada pada diri manusia.

Hakekat Membasuh Tangan dalam wuduk ialah :
Membuang semua sifat-sifat aku berkuasa, aku orang kuat dan aku orang besar.

Hakekat Membasuh Kepala dalam wuduk ialah :
Membersihkan segala fikiran dari segala urusan dunia

Hakekat Membasuh Telinga dalam wuduk ialah :
Membersih segala pendengaran dari hal-hal yang tidak perlu

Hakekat Membasuh Kaki dalam wuduk ialah :
Kita harus membetulkan perjalanan kita hanya untuk satu tujuan yaitu : “Allah SWT” semata.

 
TENTANG SURGA DAN NERAKA

Sesungguhnya bagi yang sudah mampu kembali kepada-Nya seperti para Nabi, Rasul dan para Wali-wali Allah, jelas mereka tidak tinggal di Surga melainkan telah berada ditempat tertinggi, manunggal dengan Tuhannya sehingga kenikmatan bersama-Nya bersifat kekal dan abadi. Inilah yang disebut “SURGA” yang tertinggi. Kebahagiaan yang dirasakan adalah kebahagiaan absolut yang berada diluar jangkauan angan-angan manusia.

Kebahagian disini lahir dalam “Diri” sendiri, bukan kebahagiaan yang datang dari luar dirinya. Inilah kebahagiaan kekal yang tidak bisa digambarkan oleh pikiran kita. Tentu hanya mereka sendiri yang bisa merasakannya.

Sebagaimana dalam Al-Quran surah As-Sajdah ayat 17.
Artinya :

Tak seorang pun mengetahui kebahagiaan yang disembunyikan bagi mereka, sebagai imbalan terhadap kebajikan yang mereka lakukan.

Surga yang masih merupakan alam ciptaan Tuhan, sesungguhnya adalah target jangka pendek bagi manusia. Dikarenakan manunggal dengan Tuhan memang tidak mudah, paling tidak manusia diharapkan minimal mendapat surga dengan perbuatan yang baik selama hidupnya sekarang. Itulah sebabnya iming-iming surga banyak disebut dalam Quran dan Hadist.

Dengan melalui tangga-tangga surga, maka kita akan lebih cepat sampai kepada-Nya ketimbang mereka yang kualitasnya masih level Neraka.

Dimanakah sebenarnya letak surga dan neraka itu?

Banyak yang tidak menyadari bahwa bumi tempat kita tinggal inilah salah satu Surga sekaligus Neraka ciptaan-Nya.Tentu bumi ini bukanlah satu-satunya ciptaan Allah, melainkan banyak bumi (planet) lain yang juga diciptakan Allah. Jadi surga dan neraka itu adanya dibumi yang diciptakan Allah dengan kualitas yang berbeda-beda (bertingkat).

Dalam Al Quran telah dijelaskan bahwa surga ternyata memiliki berbagai tingkatan :
Surah Al-Zumar(39) : 20.
Artinya :

Tempat  yang tinggi, diatasnya dibangun pula tempat-tempat yang tinggi yang dibawahnya mengalir sungai-sungai. Allah telah berjanji dengan sebenar-benarnya. Allah tidak akan memungkiri janji-Nya.

Surga atau planet sebagaimana yang dijelaskan pada ayat tersebut ternyata memiliki jarak yang lebih jauh dan juga kualitas alam yang lebih baik daripada bumi yang kita tempati sekarang ini. Semakin tinggi kualitas surga tentu akan semakin nyaman manusia tinggal didalamnya.

-         Kualitas air yang jauh lebih sehat dan nikmat untuk diminum,
-         Kualitas buah-buahan yang ranum dan lebih cepat berbuah kembali seakan-akan tidak pernah habis,
-         Kualitas fisik manusia yang lebih rupawan dan lain sebagainya.

Dengan banyaknya tingkatan surga inilah maka dalam Al-Quran disebutkan bahwa surga itu seluas langit dan bumi.

Tentu surga sebagaimana ayat diatas bisa kita dapatkan asal kita banyak menebar kebajikan.

Semakin banyak kita berbuat kebajikan maka semakin tinggi pula kualitas surga yang bisa didapatkan. Namun sebaliknya, semakin buruk perbuatan kita maka yang didapat pun akan buruk pula yakni bumi yang dipenuhi oleh kesengsaraan hidup.

Bumi-lah tempat manusia menerima buah dari segala yang dikerjakannya, sebagaimana firman Allah,
Dalam Surah Al-Jaatsiyah(45) : 22
Artinya :

Dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar dan agar dibalasi tiap-tiap diri terhadap apa yang dikerjakannya dan mereka tidak akan dirugikan.

Jadi, bagi kita yang merasakan kedamaian hidup di bumi yang sekarang kita pijak ini berarti kita mendapat surga. Bisa jadi dengan mendapat materi yang cukup, keluarga yang sakinah, kematangan spiritual dan berbagai kebahagian hidup lainnya, sebaliknya bagi kita yang merasa di dunia mengalami kesengsaran hidup yang seakan tiada putusnya maka berarti kita mendapat neraka. Jadi, surga itu sebenarnya bermakna kebahagiaan batiniah dan neraka bermakna kepedihan batiniah. Jadi yang ingin dituju dari pengertian surga dan neraka sebenarnya bukanlah fisik buminya melainkan batin manusia yang menempatinya.

Oleh karena batin itu bukan benda maka dalam Al-Quran, surga atau neraka dijelaskan secara metafor (perumpamaan) dan perumpamaan surga dalam Quran pun disesuaikan dengan iklim alam bangsa Arab pada saat itu yang panas dan gersang.

Dengan menggambarkan surga seperti taman yang indah maka diharapkan mereka terpikat dengan surga sebab surga seperti itu memang kontras sekali dengan iklim mereka yang panas dan gersang.

Tidaklah heran jika ada orang Arab yang pergi ke puncak Ciawi, Jawa Barat akan terpana seakan-akan melihat surga yang disebut-sebut oleh Al-Quran.

Permisalan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertaqwa inilah suatu lingkungan yang didalamnya mengalir sungai-sungai. Segalanya serba berkekekalan. Begitu pula naungannya. Itulah tujuan bagi orang-orang yang bertaqwa. Adapun akhir bagi mereka yang kafir adalah api.(Q.S Ar Ra’d (13) : 35)

Jika orang bertakwa mendapat surga maka sebaliknya mereka yang kafir  balasannya adalah api. Tapi bukan api yang sesungguhnya. Ini adalah permisalan. Kalau neraka itu benar-benar api yang membakar maka tentunya manusia tidak akan sempat bertengkar di dalam neraka sebagaimana yang diceritakan pada ayat berikut :

Dan mereka sedang bertengkar di dalam neraka. Demi Allah : “Sungguh kita dahulu dalam kesesatan yang nyata, karena kita mempersamakan kamu denganTuhan semesta alam”. (Q.S As Syu’araa (26) : 96-98)
-
Sesungguhnya itu pasti terjadi, yaitu pertengkaran penghuni neraka.(Q.S Shaad (38) : 64)

Jelaslah bahwa neraka adalah ancaman nyata sekarang ini. Jika manusia melakukan perbuatan kafir (melakukan perbuatan keji dan mungkar) di muka bumi ini sudah tentu neraka pun akan tercipta dengan sendirinya. Makannya itu dalam Al-Quran kita banyak sekali mendapati ayat yang memerintahkan manusia agar tidak berbuat kerusakan dibumi. Ini mengandung arti bahwa kehidupan kita dibumi yang sekarang masih akan berhubungan dengan kehidupan yang akan datang.

Bumi adalah salah satu surga sekaligus neraka-Nya. Lah kalau kita sekarang berbuat kerusakan dibumi lalu bagaimana surga bisa terwujud kelak? Bumi rusak ya berarti surga juga rusak. Tidak ada lagi kebahagaian (surga). Yang muncul malah kesengsaraan (neraka).

Dari uraian-uraian diatas kita bisa memahami bahwa keadaan surga dan neraka hanyalah PERMISALAN. Surga dan neraka intinya adalah tentang KEBAHAGIAN dan PENDERITAAN batin. Surga dan neraka bukan alam yang terpisah. Surga dan neraka adalah suatu perumpamaan (simbol) yang menjelaskan keadaan jiwa atau batin yang dialami manusia.

Al-Quran banyak menggunakan simbol agar ia bisa dipahami untuk segala tingkat intelektualitas. Kebanyakan dari kita hanya mampu menafsirkan Quran secara harfiah (teks belaka), hanya sedikit yang mempunyai kemampuan menafsirkanAl Quran secara mendalam.
Firman Allah dalam Al-Quran Surah Al-Ankaabut(29) : 43.
Artinya :

Perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang BER-ILMU.

Untuk lebih memahami bahwa surga dan neraka bukanlah alam yang terpisah, coba kita simak ayat yang berikut ini:
Surah Al-Imran(3) : 133.

Dan ber-segara-lah kamu kepada ampunan Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya selangit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa.

Surah Al-Hadid (57) : 21.

Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapat) ampunan Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi….

Sahabat nabi pernah menanyakan makna ayat diatas : “Dimana neraka ya Rasulullah bila surga itu luasnya sama dengan luas seluruh langit dan bumi?”

Lalu Rasulullah menjawab dengan bijak :

“Dimanakah malam bila siang telah datang?”.
Kata Rasul tersebut jelas sekali menerangkan bahwa surga dan neraka bukanlah alam yang tepisah.

Pada surah Al Mu’min dibawah akan semakin jelas bahwa mereka yang masuk surga pun ternyata tidak terlepas dari balasan kejahatan. Bahkan Nabi Adam pun menurut cerita yang sering kita dengar justru tergoda oleh iblis di dalam surga. Itulah kenapa ada doa agar orang-orang mukmin yang di surga dijauhkan dari balasan kejahatan.

Ya Tuhan kami dan masukanlah mereka ke dalam surga ‘Adn yang telah engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh diantara bapak-bapak mereka dan istri-istri mereka dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkau Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan. (Q.S Al Mu’min (40) : 8-9)

Dengan memahami bahwa surga dan neraka bukanlah alam yang terpisah maka sesungguhnya kita harus menciptakan surga itu dari sekarang. Tidak perlu menunggu sampai mati. Caranya dengan :

-         Senantiasa memelihara bumi, dengan tidak melakukan kerusakaan atau kejahatan,
-         Senantiasa berbuat kebajikan untuk bekal di kehidupan yang akan datang.

Jika kita mampu membangun surga di dunia ini maka di kehidupan akherat (kehidupan yang akan datang) otomatis kita akan memperoleh surga yang kualitasnya lebih tinggi dan begitu seterusnya sampai kita menuju tangga “surga” yang terakhir yaitu kembali kepada-Nya. Inilah kebahagiaan yang kekal!

TENTANG WANITA **

AN-NISA (WANITA)
Salah satu tugas manusia sebagai khalifah di-muka bumi adalah untuk memakmurkan dunia dengan menciptakan manusia-manusia yang mempunyai kwalitas yang unggul, oleh karena itu untuk dapat menciptakan manusia yang ber-kwalitas (ber-iman) maka wajib untuk mereka yang akan memasuki pintu per-kawin-an untuk mempelajari satu tahapan ilmu yang ber-nama Ilmu Nisa’i.
Bagi mereka yang sudah sampai pada martabat ini maka mereka akan mampu menanamkan “bibit” yang unggul agar tumbuh menjadi manusia yang ber-kwalitas, semua ini bagi mereka adalah soal pilihan, tentunya berdasarkan musyawarah dan mufakat bersama pasangan-nya, karena mereka yang membuat maka mereka-lah yang lebih tahu hasil olahan-nya, boleh apa dan siapa yang mau mereka hadir-kan, ini semua adalah satu pembuktian bagi ilmu mereka.
Semua orang bisa menanam, tapi mereka yang menguasai ilmu cocok tanam saja yang akan mengetahui hasil tanaman-nya walaupun masih ber-bentuk “bibit”.
Asal kata Nisa’i adalah dari kata An-Nisa yang ber-arti Wanita, Wanita adalah makhluk Tuhan paling indah yang mewarnai dunia ini, dirinya penuh fenomena dan rahasia, namun hanya sedikit yang mau dan mampu memahami ini, Allah menciptakan keindahan pada wanita agar mereka menjadi istri yang shalehah bagi laki-laki dan menjadikan laki-laki suami yang shaleh bagi wanita.
Apakah rahasia dibalik sosok wanita?
Dalam riwayat dikatakan wanita diciptakan dari tulang rusuk sebelah kiri laki-laki, dimana dekat hati dan jiwa bersemayam, sehingga wanita diciptakan untuk menentramkan dan mendamaikan jiwa laki-laki, wanita identik dengan kedamaian, kesejukan, keindahan, kelembutan, perhatian dan kasih sayang, kalau-lah laki-laki itu matahari maka wanita itu bulan, kalau-lah laki-laki itu siang maka wanita itu-lah malam, singkat kata ini adalah hal yang ber-pasang-pasangan yang memadukan antara pengasih dan penyayang yaitu ARAHMAN-ARRAHIM.
Sesungguhnya setiap manusia mulai di-hitung pertanggung jawaban-nya kepada Allah pada saat Akil-balig yang mengartikan telah dewasa yang berarti pula sudah siap untuk berumah tangga, bagaimana hal-nya dengan wanita?
Wanita, sebelum akil-balig tiada dosa padanya melainkan tanggung jawab dari orang tuanya, setelah akil-balig terjadi serah terima tanggung jawab melalui ijab-kabul antara orang tua kepada suami-nya yang mengartikan mulai saat itu suami-nya yang ber-tanggung jawab atas segala apa yang diperbuat oleh oleh wanita tersebut (istrinya), jadi dimana letak dosa si wanita ini?
Sesungguhnya agama seseorang itu di-hitung pada saat dia memasuki rumah tangga, tidak ada agama tanpa rumah tangga karena segala macam permasalahan dalam agama adalah bermuara pada rumah tangga, dan dalam rumah tangga-lah kita menjalan-kan amanah-Nya untuk mengenal RahasiaNya dan juga menjalankan tugas sebagai Khalifah untuk memakmurkan dunia dan menjaga kelangsungannya dengan manusia-manusia yang ber-kwalitas.
Saya mengenal ilmu ini sebelum memasuki rumah tangga jadi saat itu sempat guru saya berkata :
“bagaimana kamu mau belajar wahai anak-ku.., kamu hanya punya pena untuk menulis tapi mana buku-mu?”
Firman Allah dalam surah An-Nisa,
Artinya
Istri kamu adalah ladang tempat kamu bercocok tanam, terserah kamu asal ditempat yang rahasia
-
Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mendekati pasangan kamu dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaul-lah dengan mereka secara patut. Kemudian jika kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.
Ayat diatas meng-isyarat-kan nikah lahir tidak menjamin bahwa istri sudah sah (halal) bagi kita, maka kita pun harus mengetahui nikah secara batin melalui ilmu Nisa’i.
Adapun Rumah tangga di umpama-kan adalah Haji kecil, segala hal yang kita kerajakan dalam Haji besar dapat kita lihat di dalam rumah tangga, oleh karena-nya “ibadah suami-istri” (……..) adalah ibadah yang paling tertinggi, pahami-lah ibadah ini dengan kita ber-guru kepada Ahlinya (guru mursyid)
Lihat-lah apa yang sudah di-kerjakan oleh saudara-saudara kita untuk mau mendekat-kan dirinya kepada Allah dengan pergi ke Baitullah di tanah suci Makkah Al-Mukarramah, dimana disana mereka harus berebut-an untuk mencium Hajar Aswat sementara Hajar Aswat ada di hadapan mereka, Bagaimana mungkin mereka akan bertemu dengan tuan rumah disana, sementara tuan rumah dirumah mereka sendiri pun belum mereka temui? Bukankah itu semua hanya pembuktian lebih lanjut dari pembuktian dalam rumah tangga-nya?
Insya Allah saya cukupkan dulu uraian ini dengan menitipkan wasiat kepada putra-putriku.
Wahai anak-anakku….
Tidak-lah aku panggil kalian hadir ke-dunia ini melainkan aku telah ber-mufakat dengan ibu-mu, pada diri kalian telah aku pisahkan mana yang hak dan mana yang batil menjadi IMAN kalian, sebagai modal dasar untuk mengarungi gelombang kehidupan di dunia yang fana ini, aku yakin, kalian semua akan mampu menaklukan semua tantangan dengan Iman yang sudah tertanam di dada kalian,
Wahai putra-putri-ku tercinta,
Jika ku pandang kalian, terpandang-lah masa depan kalian, semua yang telah dan akan kalian lalui adalah sudah seharusnya terjadi, agar kalian bisa meningkat-kan kwalitas hidup menjadi lebih baik lagi, sesungguhnya ini semua adalah ujian dan aku yakin kalian bisa lulus dalam ujian ini sebagaimana aku telah melakukan-nya dahulu.
Wahai jantung hati-ku, suatu saat nanti, bila tiba masanya aku harus kembali ke tempat asal-ku, ketahuilah.. dari alam yang kekal disana aku slalu tersenyum dan bangga mempunyai putra-putri seperti kalian semua.
Catatan – catatan ini aku persembahkan untuk kalian.

bahwa ketika telah sampai puncak, seseorang menjadi sadar sepenuhnya akan hakikat dan rahasia kehidupan. Beliau mendendangkan dalam Serat Wedhatama: “ Dene awas tegesipun, weruh waranane urip, miwah wisesaning tunggal, kang atunggil rina wengi, kang mukitan ing sakarsa, gumelar alam sakalir.” Mereka yang telah waspada , telah dengan jelas mengetahui rahasia kehidupan, tirai kegaiban telah terbuka. Ia menyaksikan Sang Maha Hidup di balik segenap gerak kehidupan, Wujud Yang Mahatunggal meliputi segalanya. Dia yang menggerakkan segalanya dan mewujudkan segenap kehendak, maka terhamparlah segala peristiwa alam semesta.”

Yang ghaib, bagi mereka yang telah menggapai puncak, disadari sebagai sesuatu yang nyata. Semuanya menjadi demikian jelas: apa yang misteri itu telah membuka wujudnya. Namun, ternyata, saat yang sama, mereka yang telah sampai ke puncak disadarkan pada sebuah kesadaran, bahwa: “SEJATINE ORA ONO OPO-OPO, SING ONO KUWI DUDU” Sesungguhnya tidak ada apa2, yang ada itu bukan. Apa yang kita anggap ADA, tidak ada seperti lazimnya adanya yang lain, termasuk adanya kata ada itu. Apa yang kita sangka sebagai Dia, bukanlah Dia itu sendiri. Semua persangkaan kita, bukanlah Realitas itu sendiri. Dan tetaplah Dia sebagai Dzat “ingkang tan kena kinira, tan kena kinaya ngapa”.

Mereka yang telah sampai dipuncak, akhirnya menyadari bahwa misteri itu, menjadi nyata sekaligus tetap menjadi misteri.

Maka, sebagai ungkapan manusawi dari misteri itu, bersyairlah Mansyur Al-Hallaj:

“Aku orang yang mencinta dan Dia yang mencinta adalah Aku

Kami dua ruh yang melebur dalam satu tubuh

Bila kau memandangku, kau memandang-Nya

Bila kau memandang-Nya, kau memandang Kami.

(Diwan 57)

Ruh-Mu menyerap dalam ruhku

Bagai anggur larut pada air bening

Bila suatu menyentuh-Mu, ia menyentuhku

Engkau adalah aku dalam seluruh

(Diwan 47)

Kata-kata Al-Hallaj yang terkesan paradoks, menjelaskan fakta bahwa dia bisa menyaksikan Yang Misteri itu dalam segala hal, termasuk dirinya sendiri, sehingga yang ada hanya Dia: bahkan dirinya, hakikinya adalah Dia juga. Dengan pernyataan seperti ini, sesungguhnya Al-Hallaj menegaskan satu hal: di balik yang kosong, sesungguhnya ada Dia, tetapi adanya Dia tak bisa sama dengan adanya wujud lain, yang terpisah dari yang mengatakan keberadaannya. Bagi al-Hallaj, yang mengatakan ada dan Yang Ada itu sebetulnya satu...tak terpisahkan...dan sebetulnya dengan demikian, tak bisa dilihat sebagai sesuatu yang ada secara obyektif.

Walhasil......tetaplah yang misteri itu menjadi Misteri...

Syeikh Siti Jenar...menggapai kesadaran yang sama dengan Al-Hallaj, dan menyatakan dengan tegas:

“IYA INGSUN IKI ALLAH. (IYA AKU INI TUHAN).

Nyatalah AKU yang Sejati, Bergelar Prabhu Sadmata ( Raja bermata enam. Shiva adalah Avatara Brahman. Jika Shiva bermata tiga, maka Brahman bermata enam. Inilah maksud 'jargon' spiritual waktu itu). Tidak ada lagi yang lain, Apa yang disebut Allah itu. Maulana Maghribi berkata, Yang anda tunjuk itu adalah jasad, Syeh Lemah Bang menjawab.

Hamba membuka rahasia Ilmu Sejati, Membahas tentang Kesatuan Wujud, Tidak membahas Jasad (yang fana), Jasad sudah terlampaui, Yang saya ucapkan adalah Sejati-nya Ilmu, Membuka Segala Rahasia.

Dan lagi sesungguhnya semua Ilmu, Tidak ada yang berbeda, Sungguh tiada beda, Sedikitpun tidak, Menurut pendapat hamba, Meyakini bahwasanya Ilmu itu, Semuanya sama.”

Dia ada yang karena ada yang mengatakan keberadaannya. Bagi yang mengatakan itu, di luar sana sebetulnya yang dilihat adalah Kekosongan Abadi.....Pernyataan ada itu sesungguhnya merujuk pada keberadan diri, pada keberadaan kesadaran...rahsa sejati....yang secara kekal akan tetap menjadi misteri.

Jiwa Yang Tak Lagi Tersekat

Jalaluddin Rumi, salah satu pejalan ruhani yang telah menggapai puncak, berdendang indah, “Manusia Ilahi, berada di luar kekafiran dan agama...Aku telah melihat ke dalam sanubariku sendiri; di sanalah aku melihat-Nya; Dia tidak ada di tempat yang lainnya..Aku bukan orang Kristen, atau Yahudi, atau Penyembah Api, atau Muslim; aku bukan berasal dari Timur maupun Barat, bukan dari bumi maupun laut...Aku telah mengesampingkan kemenduaan, aku telah mengetahui bahwa kedua dunia itu satu adanya. Satu saja yang kucari, Satu saja yang kukenal, Satu saja yang kulihat, Satu saja yang kuseru.”

Rumi menyaksikan bahwa semuanya berasal dari yang Satu, bayangan dari yang Satu itu, yang hakikatnya adalah kekosongan, sehingga segenap nama dan atribut itu tak lagi memadai. Setiap nama dan atribut, sesungguhnya bukanlah yang Satu itu..melainkan sekedar gumpalan imajinasi di dalam benak, yang tak mewakili Realitas sesungguhnya... yang Satu itu. Dan makna dari yang Satu ini sesungguhnya adalah Yang Maha Meliputi...yang tak menyisakan setitikpun ruang kosong....yang tak memungkinkan adanya yang lain.

Karena kesadaran itu pula, maka Rumi sekaligus terhubung dengan semua lokus di mana bayangan yang Satu itu terlihat: ia terhubung dengan semua jiwa. Rumi berkesadaran, bahwa dirinya, sebagaimana diri kita, sama dengan semua manusia, yang sering menyebut dan mengatributi dirinya dengan nama Muslim, Nasrani, Majusi, dan lainnya. Rumi dan juga kita sama dengan mereka pada tataran hakikat, tapi Rumi menolak disekat oleh nama dan atribut yang membuat ia bisa menyatu dengan sebagian dan berpisah dengan lainnya.

Kesadaran tanpa sekat ini, juga yang membalut jiwa Husain Mansyur al Hallaj. Ia dengan jernih mengatakan: “Anakku, semua agama adalah milik Allah. Setiap golongan memeluknya bukan karena pilihannya, tetapi dipilihkan Tuhan. Orang yang mencaci orang lain dengan menyalahkan agamanya, dia telah memaksakan kehendaknya sendiri. Ingatlah, bahwa Yahudi, Nasrani, Islam dan lain-lain adalah sebutan-sebutan dan nama-nama yang berbeda. Tetapi tujuannya tidak berbeda dan tidak berubah”.

Lebih jauh, Al-Hallaj juga mendendang sebagai berikut:

“Sungguh, aku telah merenung panjang agama-agama

Aku temukan satu akar dengan begitu banyak cabang

Jangan kau paksa orang memeluk satu saja

Karena akan memalingkannya dari akar yang menghunjam

Seyogyanya biar dia mencari akar itu sendiri

Akar itu akan menyingkap seluruh keanggunan dan sejuta makna

Lalu dia akan mengerti"

(Diwan, 50)

Dan jangan dilupakan, seorang Mistikus lain, yang disebut Syaikh Al-Akbar: Muhyiddin Ibnu Arabi. Ialah sang mistikus yang terkenal dengan syairnya:

"Hatiku telah mampu menerima aneka bentuk dan rupa;

ia merupakan padang rumput bagi menjangan,

biara bagi para rahib, kuil anjungan berhala, ka`bah tempat orang bertawaf,

batu tulis untuk Taurat, dan mushaf bagi al-Qur'an.

Agamaku adalah agama cinta,

yang senantiasa kuikuti kemana pun langkahnya;

itulah agama dan keimananku."

Bagi mereka yang telah sampai di puncak....semuanya itu Manunggal...kita adalah sesama pancaran dari Yang Mahatunggal itu. Apa yang kita sebut sebagai kebenaran, adalah pancaran dari Kebenaran yang Tunggal. Agama-agama, adalah bentuk2 yang berbeda dan esensi yang sama.

Selaras dengan itu, leluhur Nusantara, menyadari dengan jelas bahwa agama itu tak lebih dari sekadar jalan menuju Yang Mutlak, atau bahkan “pakaian” yang menjadi penting bukan pada aspek dan warnanya, tetapi pada aspek fungsinya. Salah satu leluhur itu adalah Empu Tantular, pengarang Kakawin Sutasoma, yang melahirkan falsafah Bhinneka Tunggal Ika:

Rwāneka dhātu winuwus Buddha Wiswa, Bhinneki rakwa ring apan kêna parwanosên, Mangka ng Jinattwa kalawan Śiwatattwa tunggal, Bhinneka tunggal ika tan hana dharma mangrwa.

Buddha & Syiwa merupakan dua hal yang berbeda. Memang berbeda &nkeduanya tak bisa dikenali, Akan tetapi kebenaran Jina (Buddha) dan Syiwa ... adalah tunggal, Sesungguhnya berbeda tetap satu juga tidak ada kebenaran yg mendua.

Cara Menggapai Kesadaran Puncak

Sampai pada kesadaran sebagaimana terpapar di atas, susah-susag gampang. Menjadi susah, jika kita terbiasa dengan cara beragama yang doktriner, mengabaikan kecemerlangan akal budi dan keakuratan rahsa sejati. Maka, banyak orang yang dianggap ahli agama, tidak pernah bisa menyadari bahwa apa yang dinyatakan Rumi, Al-Hallaj, Ibnu Arabi dan para leluhur Jawa, sesungguhnya adalah kebenaran.

Bahkan, sungguh menggelikan, ada cendekiawan, yang mengaku sudah membaca Futuhat Al Makiyyah dan berbagai karya Ibnu Arabi lainnya, tidak percaya bahwa Ibnu Arabi punya jiwa yang lapang dan meyakini bahwa jalan menuju Tuhan itu tak terbatas bentuknya.

Betapa tidak menggelikan, ketika ada seorang yang mengaku ahli agama dan memahami pandangan Ibnu Arabi, mengartikan agama cinta itu sebagai agama Islam (ajaran Muhammad)....yang punya makna agama-agama yang lain bukan agama cinta.

Padahal, seorang petani lugu, atau bahkan remaja yang polos, dengan nuraninya yang terjaga, akan dengan mudah menyadari kebenaran yang disampaikan Ibnu Arabi. Tak usah dia membaca Futuhat Al-Makiyyah, cukup dengan menengok pada rahsa sejati...akan bisa didapatkan kesadaran bahwa kita sebetulnya adalah bentuk-bentuk yang berbeda tetapi diikat oleh sesuatu yang sama: Sang Hidup yang mengalir melalui nafas kita. Dan Sang Hidup itu membuat kita ada, hidup, dengan Cinta...maka agama cinta yang sesungguhnya adalah menghayati dan menebar cinta kepada semua makhluk yang dihidupi oleh Sang Hidup itu sendiri.

Terakhir, yang menarik untuk disimak, adalah bahwa ternyata, para mistikus Islam yang disebutkan di atas: Rumi, Al-Hallaj, dan Ibnu Arabi, punya akar yang sama, yaitu Tradisi Persia. Sintesis antara Persia dan Islam, membuat Islam ala mereka sungguh mempesona. Kita bisa melihat, Islam yang demikian, selaras, harmoni dengan ajaran leluhur di Tanah Jawa. Maka, apapun agama Anda, mengapa Anda tak hidupkan tradisi leluhur Anda sendiri? Karena itu yang akan membuat pribadi dan pandangan Anda mempesona...laksana gemintang di langit yang cahayanya menembus segenap sekat gelap....

Isnin, 18 Julai 2022

HAKIKAT NABI DAN RASUL

"HAKIKAT NABI & RASUL"

1. Nabi ADAM pangkatnya adalah Khalifatullahu
2. Nabi NUH pangkatnya adalah Habibullahi
3. Nabi IBRAHIM pangkatnya adalah Khalillullahu
4. Nabi MUSA pangkatnya adalah Kalamullahu
5. Nabi ISA pangkatnya adalah Ruhullahi.
6. Nabi MUHAMMAD pangkatnya Muhammad Rasulullah Shalallahu a'alaihi wassalam, 

tapi sekarang beliau sudah tidak ada, jadi sekarang Allah Ta'ala, sudah tidak ada utusannya, semuanya sudah lestari, ini adalah suatu pemahaman yang keliru. Rasul tidak wafat, semuanya akan terus ada sampai hari kiamat, tidak akan berubah utusan Allah, sebab jika tidak ada yang di utus, tidak akan ada alam dunia, pastinya akan sepi, tidak ada pasti lebur yaitu kiamat, yang wafat adalah MAJAJI-NYA, yaitu WUJUD JASMANI yang tidak ada bedanya dengan manusia lainnya, Nyatanya adalah rupa JASMANI. 

MUHAMMAD MAJAJI 
Muhammad majaji adalah rupa jasmani ;
MIM AWAL lafadz Muhammad menjadi KEPALA Adam 
HA lafadz Muhammad menjadi DADA Adam
MIM AKHIR lafadz Muhammad menjadi PUSAR Adam 
DAL lafadz Muhammad menjadi KAKI Adam
sudah bukti menjadi MIM - HA - MIM - DAL 
 
Hadistnya yang wafat, Rasul tidak wafat, hakikatnya masih berjalan atau Muhammad Af'al = pekerjaan, kumpul pada diri manusia, keenam Rasul "bergulung" di dalam hidup, hidup adanya pasti, sifatnya ada pada diri manusia di alam dunia. 

MUHAMMAD HAQ 
Adalah DZAT SIFAT Maha Agung, rupanya terang benderang yaitu samudra hidup, bibit Nyawa semuanya, itulah barangnya dari DZAT SIFAT, sinarnya menjadi cahaya empat rupa disebut "MUHAMMAD HAKIKI". 

MUHAMMAD HAKIKI
^ NARUN sifat cahaya MERAH menjadi huruf MIM AWAL
^ HAWAUN sifat cahaya KUNING menjadi huruf HA
MA'UN sifat cahaya PUTIH menjadi huruf MIM AKHIR
^ TUROBUN sifat cahaya HITAM menjadi huruf DAL
Ke empat cahaya itu menjadi lafadz MUHAMMAD. 

MUHAMMAD HARID
Nyatanya, yaitu RASA pribadi, yaitu RASA JASMANI sifatnya pasti. Nabi Muhammad Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam, yang berada di Madinah disebut Muhammad pangkat. 
Pangkat Nabi Rasulullah, di utus oleh Yang Maha Suci, untuk membawa Rukun Agama Yaitu SYARIAT THARIKAT HAKIKAT dan MA'RIFAT, agar manusia selamat Dunia dan Akhirat, dan supaya TAHU dan PERCAYA adanya Allah Ta'ala.
Sebab hanya Nabi Muhammad SAW yang di beri MA'RIFAT kepada Allah , kepada DZAT Sifat Maha Agung, karena mengalami MI'RAJ / MA'RIFAT DZAT, selain Rasul, tidak ada yang kebagian MA'RIFAT, umatnya begitu juga, hanya Baginda Nabi Muhammad SAW saja kepada umat-umatnya. 
Pada waktu Baginda Rasulullah SAW masih hidup di Mekkah, ilmu ini tidak digelar kepada umat-umat semuanya, dikerjakannya di Gua Hira disebut JABBAL IQRO, ilmu ini hanya ditibankan kepada para sahabat terutama Sayyidina Ali bin Abi Thalib Karamallahu Wajhahu, supaya bisa turun temurun kepada anaknya Imam Sayyidina Hassan wal Husain dan terus kepada Wali Rasul Syekh Abdul Qadir Jailani bin Hassan wal Husain bin Sayyidina Ali bin Abi Thalib Karamallahu Wajhahu (Mekkah) dan akhirnya sampai kepada Syekh Syarif Hidayatullah Rahimakumullah dan ke Wali (sembilan) di indonesia ini.

1. Nabi MUHAMMAD SAW 
(Gudang/Khazanah Ilmu)
LUGHOWI dan NABAWI
2. Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu 'anhum
3. Sayyidina Utsman bin Affan radhiyallahu 'anhum
4. Sayyidina Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhum
5. Sayyidina Ali bin Abi Thalib Karamallohu Wajhahu (Pintu Ilmu)
Karamallohu Wajhahu = Tidak pernah melihat kemaluannya sendiri. 
6. Imam Sayyidina Hassan bin Abi Thalib Karamallohu Wajhahu.
7. Imam Sayyidina Hussain bin Abi Thalib Karamallohu Wajhahu.
8. Syekh Abdul Qadir Jailani bin Hasan wal Husain bin Sayyidina Ali bin Abi Thalib Karamallohu Wajhahu (Mekkah)
(Syekh = Sah
Abdul = Abdinya Allah
Qodir = Qudrat dan Iradat
Jailani = Dzat Sifat) PAHAM ndak,?
9. Syekh Syarif Hidayatullah Rahimakumullah (Wali sembilan) 

BUKTI HAKIKATNYA NABI DI DIRI MANUSIA
1. Nabi ADAM Khalifatullahi,
adalah wakil Allah Ta'ala, wakil untuk menurunkan bibit semua manusia, asalnya dari Adam dan Hawa adalah pasti, nyatanya Adam yaitu di badan, sekujur tubuh dari atas kepala sampai telapak kaki itulah wujud nyatanya Adam, Iradatnya Yang Maha Agung, untuk menurunkan manusia, sebab tidak salah lagi, bikin manusia oleh manusia, bikin kambing pasti oleh kambing, itulah Allah Maha Kuasa, Iradatnya Maha Agung, hanya satu kali membuat, tetapi cukup untuk semua.

2. Nabi NUH Habibullahu,
hakikatnya adalah PENDENGARAN
3. Nabi IBRAHIM Khalillullah
hakikatnya adalah PENGLIHATAN
4. Nabi MUSA Kalamullah,
hakikatnya adalah PERKATAAN
5. Nabi ISA Ruhullah,
hakikatnya adalah PENCIUMAN
6. Nabi MUHAMMAD Rasulullah,
hakikatnya adalah RASA pada WUJUD manusia, penghulu Rasul semuanya, buktinya adalah Mendengar, Mencium dan Melihat, semuanya masuk ke dalam RASA biarpun WUJUD yang nanggung, tetap bisa berdiri dan bergerak. RASA menjadi kuat karena ada yang menguatkan, Nyatanya ada HIDUP yang MELIPUTI RASA, RASA MELIPUTI lagi kepada WUJUD,
WUJUD MELIPUTI KEINGINAN/ NAFSU Yang Empat rupa ;
1. Nafsu Amarah
2. Nafsu Sufiyah/ Sawiyah
3. Nafsu Lawammah
4. Nafsu Muthmainah

Nabi Muhammad SAW sebelum diangkat menjadi Rasul telah berulang kali melakukan Muraqabah, Mujahadah, Muhasabah, Tahannust dan Khalwat, untuk mengasingkan diri dan mencari ketenangan Jiwa, di utus ke muka bumi untuk Menyempurnakan Akhlak bathin Manusia, membersihkan berhala yang ada di dada, yang pada waktu itu masyarakat jahiliyah sangat mengagungkan syair.
Proses Muraqabah, Mujahadah, Munasabah, Muhasabah, Tahannust dan Khalwat ini disebut THAREKAT-MA'RIFAT.
Tharekat adalah saat Baginda Muhammad SAW berjuang untuk menegakkan Agama Allah. Ma'rifat adalah bertemu dan mencairnya kebenaran yang hakiki: 
yang disimbolkan saat Baginda Nabi Muhammad SAW menerima Wahyu dari Malaikat Jibril melalui Akal, Wahyu tersirat
(KALAM QODIM) di sampaikan oleh Malaikat Jibril : 
" Iqro! Iqro! Iqro!". 
"IQRO KITAB BAQO KAFA BINAFSIKA AL YAUMA ALAIKA HASBI" :
(Bacalah kitab yang kekal yang berada di dalam diri kalian sendiri, jagat Shagir dan jagat Khabir) 

terjadi dialog di Qolbu. Nabi Muhammad SAW = Lughowi dan Nabawi menjadi Qur'an.
Hakikat yaitu beliau mencoba untuk merenungkan berbagai perintah untuk IQRA, (bukan seperti Guru dan murid di kelas, dan jangan di kira - kira oleh hati dan pikir, sebuah sosok makhluk dengan sayap di punggung) 
Ma'na sayap Malaikat Jibril alaihissalam ;
separuh menutupi Bumi = RAHMAT 
separuh menutupi Akhirat = MAGHFIRAH
Umat yang pada waktu itu hidup pada jaman Nabi, hanya dengan ittiba kepada Nabi, menurut kepada apa yang di ajarkan Baginda Nabi, di jamin pasti selamat, tidak perlu menjalani Tharekat Ma'rifat seperti halnya Nabi yang shalat sampai mengakibatkan bengkak kakinya, melalui Syariat shalat ketika Isra Mi'raj inilah Baginda Nabi Muhammad SAW melakukan puncak pendakian tertinggi, hanya untuk menyelamatkan umat akhir jaman... 
Ilmu ini tidak di tibankan kepada umat pada jaman waktu itu karena kurang perlunya, pada waktu itu yang masuk Islam begitu mudah, dengan melihat dan bertemu Baginda Nabi Muhammad SAW, serta hatinya percaya bahwa beliau utusannya Allah Ta'ala dan melakoni perintahnya, maka pada waktu itu semua manusia menjadi Islam (selamat)
Jadi sekarang juga haqnya Islam adalah yang sudah ma'rifat (melihat) Baginda Nabi Muhammad SAW sambil dituruti perintahnya itulah Islam, hanya saja melihat itu bukan kepada syariatnya (Majajinya) tapi kepada hakikatnya yaitu Jauhar Awwal Rasulullah, cahaya pertama yang di buat oleh Maha Suci yaitu sifatnya Allah Ta'ala atau sifat Qudrat (Kuasa) Maha Kuasa yang membuat Ruh semuanya. 

Ilmu Hadist, Ilmu Tauhid, Ilmu Fiqih, Ushul Fiqih, Nahwu Sorof dan ilmu lainnya yang sewaktu jaman Nabi tidak ada, dan sekarang ilmu itu menjadi ada, adalah karena berkat jasa para Ulama sejati hingga akhirnya umat Nabi di beri kemudahan dalam mempelajari Al-Qur'an dan Hadist. 

ULAMA TERBAGI TIGA :
1. ULAMA SU' : Ulama jahat, mempunyai sifat Dajjal, merusak Islam dari dalam. (Ahlul Dhohir)
2. ULAMA PALSU : Ahlul Dhohir "Menjual akhirat demi dunia"
3. ULAMA SEJATI : Ulama pewaris Ruh para Nabi (Ahlul Baathin)
"Menjual dunia demi akhirat"

Jumaat, 15 Julai 2022

KEJADIAN INSAN DAN MANUSIA

Assalamualaikum wr wb..

Perkongsian renungan secara kasar, dan rujuk lah dgn guru nyata lagi hakiki bagi kefahaman yg lebih jelas ,inssaallah.



KEJADIAN INSAN ATAU MANUSIA

Bermula untuk mengadakan pengenalan kepada Allah swt itu hanya ada tiga jalan, Yang mana ketiga jalan itu harus dilalui satu per satu dengan baik dan istiqomah. 

Karena hanya dengan ketiga jalan itulah yang dapat menghantarkan seseorang hamba untuk sampai kepada hakekat pengenalan yang sebenarnya, Sedangkan kendaraannya adalah diri kita. 

Ketiga jalan itu adalah sebagai berikut:

1. Mengenal asal muasal kejadian diri, Dari tiada, menjadi ada, dan pada akhirnya kelak kembali kepada ketiadaan. 

Allah swt berfirman di dalam Al Qur'an : "Hendaknya kamu (manusia) memikirkan asal muasal dirimu".

2. Mengenal jati diri sejati, siapa sebenarnya diri kita ini (mengenal diri).
Allah swt berfirman dalam hadits qudsy : "Barang siapa mengenal akan dirinya, niscaya ia akan mengenal tuhannya. Dan barang siapa mengenal akan tuhannya maka binasalah ujud dirinya dan tuhan akan ada didalamnya".

3. Mematikan diri. Mati disini bukan mati secara jenazah, akan tetapi mati disini adalah mati dalam artian ma'nawiyah.

Allah swt telah berfirman didalam hadits qudsy : "Rasakanlah mati sebelum engkau mati".

"Barang siapa yang tidak mematikan dirinya, maka tidak akan dia dapat beroleh pengenalan kepadaku".

Demikianlah langkah-langkah yang harus dilalui seorang hamba untuk dapat sampai kepada Allah dan karam bersamanya.

"Aku adalah gudang yang tersembunyi, maka aku suka jika aku dikenal. Lalu aku ciptakan makhluk (manusia) supaya mengenal aku". (hadits qudsy)

Jalan Pertama : Mengenal asal muasal kejadian diri( dari tiada, menjadi ada, dan pada akhirnya kelak kembali kepada ketiadaan).

Sebelum kita mengupas tentang asal muasal kejadian diri itu, satu hal hendaknya yang harus kita ketahui yaitu kita harus memilah antara asal muasal hamba dengan asal muasal insan (manusia). 

Sebab dari kedua hal tersebut diatas pengupasannya sedikit berbeda, Kalau hamba itu isinya tanah, air, angin, api.. karena keempat anasir itu adalah sifat (hamba). 

Sedangkan insan (manusi) itu isinya waddu, waddi, mani dan manikam.. karena keempat anasir itu adalah sifat insan (manusia).

Begitu pula dengan: 

•Sifat hayat, isinya: bulu, kulit, daging, urat, tulang, otak, dan sumsum.

•Sifat ilmu, isinya: pengrasa, hawa, nafsu, akal, pikir, ilmu pengetahuan dan rahasia.

•Sifat tuhan, isinya: zat, sifat, asma, dan af'al.

•Sifat Allah, isinya: iman, islam, tauhid, dan ma'rifat.

•Sifat ta'ala, isinya: tauhidu zat, tauhidu sifat, tauhidu asma, tauhidu af'al.

•Sifat muhammad, isinya: hidup, tahu, berkehendak, dan bergerak.

Adapun asal kejadian insan/ anak adam (manusia) itu sebagaimana yang sudah sama-sama kita ketahui, bahwa kejadiannya dikarenakan berprosesnya kedua orang tua (ibu-bapak kita) didalam melakukan hubungan badan (bersenggama/ bersetubuh).

Saat persetubuhan itu berlangsung, keempat anasir yang merupakan sifat insan (manusia) itupun berproses juga. Dari keempat anasir itu hanya manikamlah yang merupakan cikal-bakal insan. 

Dan manikam itu sendiri hanya dimiliki oleh laki-laki, perempuan tidak. Adapun istana manikam itu pada otak laki-laki.

Didalam otak itu ada lemak, didalam lemak itu ada minyak, didalam minyak itu ada nur, didalam nur itu ada nur aqli (akal), dan didalam nur aqli itu ada hijabun nur. Dan didalam hijabun nur itulah manikam.

Masa manikam itu 40 hari, yaitu:

•7 hari pertama manikam itu berada di istananya

•7 hari kemudian manikam itu turun pada tulang belakang dan bertahan pada punggung kita.

•7 hari kemudian berada pada tulang dada.

•7 hari berikutnya berada pada pusat.

•7 hari kemudian turun pada sulbi.

•5 hari kemudian berpindah pada zakar/ kalam (kemaluan laki-laki). 

Untuk kemudian jatuh pada rahim seorang perempuan bernama "taraib". Untuk selanjutnya dikandung selama 9 bulan 9 hari. 

Ini juga mengisyaratkan tentang 99 nama Allah (Asmaul Husna) dan juga mengisyaratkan tentang perjalanan 99 yang ada.

Dikatakan manikam apabila ia jatuh rahim perempuan, jika tidak jatuh pada rahim perempuan, maka tidak bisa dikatan manikam. Karena manikam inilah yang bernama nur muhammad, atau ruh Idhofi atau syahadat dalam pengertian ilmu.

Adapun rangkaian prosesnya adalah sebagai berikut:

1.Rangkaian tanah asal.

2.Air mani laki-laki.

3.Pencampuran sperma.

4.Segumpal darah.

5.Tulang belulang.

6.Daging pembungkus.

7.Ruh.

Tujuh rangkaian tersebut diatas juga mengisyaratkan tentang:

•7 sifat pada manusia.

•7 anggota dalam sembahyang.

•7 hari dalam seminggu.

•7 bintang yang besar.

•7 lautan yang besar.

•7 lapis langit.

•7 lapis bumi.

•7 neraka.

•7 syurga.

Dan banyak lagi yang menyatakan jumlah ataupun hitungan 7 itu.

Tatkala manikam itu sampai 4o hari lamanya didalam tara'ib perempuan, maka berhentilah darah haid yang biasa dialami oleh seorang perempuan. Hal ini dikarenakan sebab tertutupnya peranakan oleh manikam tadi.

Baru setelah 4 bulan manikam itu berada didalam rahim, ia bernyawa (bergerak). 

Darah haid yang berhenti karena tertutup oleh manikam, pada bulan kelima menjadi tembuni (ari-ari). Peristiwa ini seluruhnya berlangsung didalam rahim. 

Dan tatkala sampai pada masanya lahir, maka darah haid yang berhenti pada 40 hari sebelum manikam itu bernyawa (bergerak) itulah yang akan menjadi darah nifas. 

Manikam yang dikandung oleh perempuan pada masa:

1 hari 1 malam : pujinya Hu

3 hari 3 malam: pujinya Allah

7 hari 7 malam: pujinya Innallah

40 hari 40 malam: pujinya Turobbunnur

4 bulan 4 hari: pujinya Subhanallah

6 bulan 6 hari: pujinya Alhamdulillah

8 bulan 8 hari: pujinya Allahu Akbar

9 bulan 9 hari: pujinya Inna ana amanna

INNA: Sessungguhnya
ANA: Saya (Aku)
AMANNA: (aman (Iman)

Inilah asal kejadian "AIR ZATULLAHU AKBAR". Beberapa dasar yang melandasi tentang asal muasal kejadian diri:

1.Abdullah Ibnu Abbas Ra dari Nabi Saw : "Bahwa sesungguhnya Allah ta'ala menjadikan dahulu daripada segala sesuatu yaitu Nur nabimu".

2.Syech Abdul wahab As -Syarani Ra berkata : "Sesungguhnya Allah ta'ala menjadikan Ruh Nabi Muhammad itu daripada zatnya dan dijadikannya ruh sekalian alam dari pada nur Muhammad saw".

3.Nabi Muhammad Saw bersabda : "Aku bapak dari sekalian ruh dan adam itu bapak dari sekalian batang tubuh". Adapun lembaga Adam itu dijadikan oleh Allah Swt daripada tanah.

4.Allah ta'ala berfirman didalam Al Qur'an : " Aku jadikan insan Adam itu dari pada tanah, dan tanah itu dari pada air, dan air itu dari pada angin, dan angin itu dari pada api dan api itu dari pada nur Muhammad". 

"Sesungguhnya telah datang kepadamu dari Allah ta'ala yaitu: nur". 

Dan kepada Nur itulah perhentian perjalanan segala aulia dan ambiya yang mursalin mengenal Allah ta'ala. Akan tetapi bila sudah sampai kepada nur, maka fanakanlah nur itu pada zat yang wajibul wujud, supaya jangan sampai hamba itu semata-mata bertuhan kepada nur. Akan tetapi hendaklah tetap bertuhankan kepada Allah zat wajibul wujud. Dengan begitu maka nyata nur itu hanya wasilah kita untuk dapat sampai kepada Allah ta'ala.

"Hai orang yang beriman, takutlah kepada Allah dan carilah wasilah (perantara) yang bisa menyampaikan kamu kepadanya dan hendaklah kamu bersungguh-sungguh dijalnnya, supaya kamu dapat kejayaan". (Al Qur'an)

Hal lain yang tak kalah pentingnya didalam pengenalan asal-muasal kejadian diri adalah anasir-anasir yang ada pada dirimu, Baik anasir dari Muhammad, dari bapak, dari ibu, sebagai berikut:

1.Anasir tuhan pada muhammad meliputi: sir, budi, cinta dan rasa atau penglihatan, pendengaran, penciuman, dan pengrasa.

2.Anasir tuhan pada bapak meliputi: urat, tulang, otak dan sumsum.

3.Anasir tuhan pada ibu meliputi: rambut(bulu), kulit, darah, dan daging. Satu anasir dari tuhan yaitu hayat (nyawa).

JABARUT = peringkat dibawah Lahut dan 
diatas Malakut

KHATRAT = bisikan hati dari Alam Ghaib

KERAMAT = perbuatan luar biasa oleh wali Allah

KHIDR = namanya ialah Baliya Ibn Mulkan yang telah meminum Air Kehidupan

KALAM – i – ZATI = Kalam Zat tanpa perkataan & bunyi

KALAM – i – TAFSILI = kata kata dalam perkataan = Kalam – i- Lazfi

PENTAJALLIAN MANUSIA ITU MELALUI TUJUH ALAM:

Tajallinya BENIH yaitu Mani Setitik
Maka Terciptalah Manusia Yang Lengkap ( Akbar ) Dikandung oleh Mani itu ( ain Sabitah ) ialah WUJUD tetapi belum nyata wujudnya – umpama Dalam biji sawit lengkaplah segala-galanya yaitu akarnya, batangnya, pelepah, bunga, tandan buah malah biji biji sekali..

Berarti Wujud Jasad ( Jasmani ) & Wujud Ruh ( Ruhani ) Melalui Tujuh ( 7 ) Alam atau Mertabat Pentajallian.

Dalam Ilmu Hakikat ini dirujuk sebagai MERTABAT TUJUH:

ALAM LAHUT : Dimana Wujud Zat sedia-dianya. Belum ada satu pun wujud yang lain.

ALAM JABARUT : Ditajallikan Muhammad Mustaffa ( Hakikat Muhammad ) yaitu Sifat Zat Yang Agung melalui NURZAT melalui ILMUNYA yang SIRR / RAHASIA oleh KUDRATNYA disebabkan IRADATNYA.

Apabila Tajalli SifatNya Muhammad Mustaffa, maka dipancarkanNyalah HAYATNYA maka hiduplah Muhammad didalam Wahdaniat pada SifatNya yaitu MENGESAKAN ZAT yang menjadikanNya.

Muhammad dikatakan Mustaffa yaitu yatim piatu karna ianya tiada diperanakkan atau beranak. Asma atau namaNya ialah Allah.

ALAM MALAKUT : Muhammad Mustafa pula mentajallikan malaikat melalui NurNya Nur Muhammad. Satelah terciptanya Malaikat, oleh kerana asyiknya Muhammad kepada ZatNya, Muhammad telah menyatakan kepada malaikat bahwa ianya bernama Allah yaitu Tuhan Sekalian Alam. 

Maka malaikat pun mengenali Allah melalui Sifat 20 di-Alam Malakut dan kenallah malaikat akan dirinya bahwa ianya adalah sifat kepada Sifat Zat Yang Agung, Muhammad Mustaffa.

ALAM RUH : Penciptaan Dunia, Allah telah memerentahkan malaikat Jibrael, Izrael, Mikael & Israfil untuk mencipta dunia ini.

Izrael mencipta bumi dan kehidupan
Jibrael mencipta langit dan lautan
Mikael mencipta bulan dan matahari
Israfil mencipta angin dan udara

Setelah terciptanya dunia, barulah Allah menciptakan manusia untuk dijadikan Khalifah didunia . Manusia diciptakan oleh Allah atas permintaan Muhammad. Malaikat dijadikan panduan menzahirkan rupa manusia :

Jibrael sebagai cermin
Mikail sebagai rupa
Israfil menghantar ruh
Izrail sempurnakan sifat

Maka wujudlah manusia yang lengkap dengan segala sifat malaikat dikenali sebagai RUH. Ianya dikenali sebagai MANUSIA AWAL. 

Yang demikian malaikat ialah kembar manusia dan manusia itu sesifat malaikat. 

Dialam ruh manusia ujud tetapi belum kelihatan oleh pandangan kerana belum diberi jasad.

Setelah Ruh Manusia diwujudkan dari sifat malaikat, Zat memperkenalkan diriNya melalui SifatNya Muhammad Mustaffa sebagai Tuhan Manusia & Tuhan Semesta Alam bernama Allah.

Maka Ruh Manusia pun mengenali akan Tuhannya yaitu Zat Mutlak melalui SifatNya Yang Agung Nur Muhammad bernama Allah

Ruh Manusia juga mengenali dirinya yaitu:

Dirinya sesifat malaikat. Malaikat sesifat Muhammad Mustaffa / Nur Muhammad. Muhammad Mustaffa pula ialah Sifat Zat Mutlak Yang Agung ditajalikan melalui NURZAT. Zat pula meliputi (SE) SifatNya yaitu Muhammad Mustaffa. Sifat Zat pula ialah Zat Mutlak itu sandiri.

Ruh memohon agar Allah memberikan DUNIA untuk ditadbirnya sebagai khalifah. Tuhan menunaikan permintaan dengan memberikan Jasad dan alam semesta untuk didiami dan ditadbir oleh ruh manusia (Jasad = Alam Saghir / Kecil Alam Semesta = Alam Kabir / Alam Maya.

Sebelum ruh manusia diberikan Jasad dan Dunia, Allah telah meminta mereka membuat Perjanjian dan Pengakuan seperti berikut:

- Ruh berikrar dan mengaku bahwa Zat Mutlak yakni Allah-lah Tuhan Semesta Alam dan mereka ( ruh & alam ) adalah HAMBA.

- Sebagai hamba mereka tidak akan menyekutukan Allah dengan yang lain. Yang Wujud Hanya Allah.

- Akan tetap mengenali Asal Usul Dirinya dan mengembalikan Hak Allah yang diberikan kepadanya yaitu jasad & ruh dengan sempurna ( tidak akan memisahkan ruh & jasad atau SE-kan dirinya )

- Akan menjadi CERMIN BERGILAP bagi Allah dan menjaga RAHASIA dan AMANAH ALLAH serta mengembalikan rahasia dan amanah itu kepada Allah bila tiba masanya.

- Menjalankan SYIAR ALLAH

Allah pula berjanji :

- Ruh akan diberi Jasad sesifat dirinya ( ruh )

- Urusan kehidupan ruh didunia adalah semata-mata urusan Allah dan perbuatan manusia adalah Af’al Allah semata-mata. 

🙏🙏🙏

Ahad, 4 Julai 2021

SAHABAT


Kadang - kadang SAHABAT yang suka belanja kita makan, bukan kerana mereka berharta tapi sebab mereka meletakkan persaudaraan melebihi wang ringgit......

Kadang - kadang *SAHABAT* yang rajin bekerja, bukan kerana mereka ingin tunjuk pandai dan hebat tapi sebab mereka memahami maksud tanggungjawab......._

Kadang - kadang *SAHABAT* yang memohon maaf terlebih dahulu selepas pergaduhan atau selisih faham, bukan semestinya kerana mereka bersalah tapi sebab mereka menghargai *PERSAHABATAN* dan orang2 di sekeliling mereka......_

Kadang - kadang yang sukarela membantu kita, bukan kerana mereka berhutang apa-apa tapi sebab mereka lihat kita sebagai seorang *SAHABAT*....._

Kadang-kadang *SAHABAT* yang selalu_ *SMS DAN WATTSAPP KITA* bukan kerana mereka tak ada benda lain nak buat tapi sebab mereka_ *SENTIASA MENGINGATI ANDA.......*

Satu hari, kita semua akan terpisah, kita akan terkenangkan pelbagai perbualan dan impian yang kita ada._

Hari berganti hari, bulan, tahun, hingga hubungan ini menjadi asing........_

Satu hari anak2 kita akan jumpa gambar kita dan bertanya,_
*"Siapa mereka semua tu?"..*..._
Dan kita tersenyum dengan air mata yang tidak kelihatan kerana hati ini terusik dengan kata yang sayu, lalu berkata,_
*"DENGAN MEREKALAH ANDA ADA HARI YANG PALING INDAH DALAM HIDUP DAN MENGENALI ERTI PERSAHABATAN" ....*

*TERIMA KASIH SAHABAT2KU*
Ada *3* Hal dlm hidup yg tidak boleh kembali :_       
          *1. Waktu*          
          *2. Kata-kata*      
          *3 . Kesempatan*         

Ada *3* Hal yg dapat menghancurkan hidup seseorg:_
          *1. Kemarahan*
          *2. Keangkuhan*
          *3. Dendam*   

 Ada *3* Hal yg tidak boleh hilang:_
          *1. Harapan*          
          *2. Keikhlasan*  
          *3. Kejujuran*          

 Ada *3* Hal yg plg berharga:_  
          *1. Kasih Sayang*
          *2. Cinta*          
          *3. Kebaikan*          

 Ada *3* Hal dlm hidup yg tidak pernah pasti :_
          *1. Kekayaan*        
          *2. Kejayaan*      
          *3. Mimpi*         

 Ada *3* Hal yg membentuk watak seseorg :_         
          *1. Komitmen*   
          *2. Ketulusan*     
          *3. Kerja keras*         

 Ada *3* Hal yg membuat kita sukses :_
          *1. Tekad*         
          *2. Kemahuan*   
          *3. Fokus*

 Ada *3* Hal yg tidak pernah kita tahu :_
          *1. Rezeki*      
          *2. Umur*         
          *3. Jodoh*          

*TAPI,* ada *3* Hal dalam hidup yg_ *PASTI :*      
          *1. Tua*          
          *2. Sakit*         
          *3. Kematian.*

BELAJAR MAKRIFAT


♾️ SANTAPAN DIKALA SUNYI...➿

Belajar ilmu Makrifat itu bukan hendak menjadi alim, warak, zuhud atau apalagi nak menjadi suci.

Belajar ilmu Makrifat itu sebenarnya untuk lebih mengenal kelemahan diri sendiri. 

Apabila sudah faham bahawa diri kita ini serba kekurangan, maka kita itu akan lebih tunduk dan lebih merendah diri di dalam menjalani kehidupan seharian.

Dengan sendirinya juga sifat2 seperti sombong, bongkak, bangga diri dan riak akan lenyap dari diri seseorang itu.

Kesedaran yang kita rasakan itu adalah suatu Fitrah . 
Kembalilah akan kita kepada suatu keadaan yang amat kosong. 

Kosong dalam erti kata...tiada daya dan upaya. 
Tiada suatu benda atau harta yang menjadi milik kita. 
Ia juga termasuk penglihatan, pendengaran, qalam, ilmu , hayat, kudrat dan iradat. 

Kesedaran ini juga datangnya dari hidayah dan kefahaman bermakrifah. 
Semuanya sudah pun tertulis sedari azali lagi. 
Apabila kita terpilih untuk diberi hidayah dan kefahaman bermakrifah, jangan lah kita risaukan perbuatan kita atau ibadah kita yang lalu kerana semua itu akan menjadi urusan Allah swt.

Jalan saja kehidupan mengikut skrip yang sudah lama siap. Jangan ada lagi persoalan sehingga tidak berhuruf dan tidak bersuara. 

Semua persoalan sudah pun terjawab apabila kita benar2 menyerah secara total zahir dan batin kepada Allahu swt.

Pada tahap ini, tiada lagi kerisauan, kegelisahan atau pun ketakutan. Kita akan merasa aman, tenteram dan tenang pada setiap masa. 
Ketika ini, urusan kita akan menjadi urusan Allah. 
*Faham lah kita bahawa kita ini pada hakikatnya tidak ada, yang ada atau yang wujud itu hanya Allah swt*

Ahad, 20 Jun 2021

ANAK ADAM


SubhanAllah... Cantik petikan ini.
 Kebesaran Sang Pencipta

          Wahai anak adam..
   Aku jadikan engkau dalam
  perut ibu mu ,, dan aku tutup 
    wajahmu dengan penutup   
         supaya tak lemas/
terhidu engkau dalam rahim. 

           ,Dan Aku jadikan
    engkau tenang dilindungi   
       disebalik rahim ibumu.
   Aku cukupkan bagi engkau
               makanan mu. 

            Dan Aku jadikan
 di samping kanan dan kirimu
             tempat berpaut. 
    Di kananmu hati. { liver }
     dan di kirimu hempedu
           { spleen } ibumu.

                 Setelah itu,
         Aku ajarkan engkau
       untuk tetap dan duduk
      di dalam badan ibu mu.
            Adakah yang lain
  selain dari Ku yang mampu
menjadikannya sedemikian.??

 Setelah berakhir penciptaan
     mu dan disempurnakan
                kejadian mu, 
     aku arahkan kerajaanKu
              dengan penuh
           kasih dan sayang
     untuk mengeluarkan mu
                  dari rahim,
  maka dikeluarkanlah dirimu. 

         Tiada bagi mu gigi
          untuk mengunyah,
jua tangan, untok menggapai,
      juga kaki untok berdiri 
    Engkau tidak punya apa2. 

           Aku jadikan susu
     yang lengkap lagi bersih
            dari dada ibuMu,
  yang sejuk di musim panas
   dan panas di musim sejuk. 

      Dan Aku letakkan cinta
    dan kasih kepada engkau
 dalam diri kedua org tua mu.
     Tidak meniarap engkau
           sebelum mampu,
        tidak duduk. engkau    
           sebelum mampu,
    tidak merangkak engkau
           sebelum mampu,
         tidak berdiri engkau
            sebelum mampu. 

    Apabila engkau telah kuat
      untuk berjalan sekarang,
           engkau bermaksiat
 sa'at engkau berseorangan.!!
         Dan engkau langsung
            tidak malu padaKu. 

 Maka Aku tetap peringatkan:
          Jika engkau berdoa, 
              Aku makbulkan.
        Jika engkau meminta,
                 Aku berikan.
       Jika engkau bertaubat,
 Aku bawa engkau kepadaKu

Sungguh ajaib, engkau wahai anak adam .. Ketika dilahirkan kau di Azankan, dan di Iqamat kan tanpa di sertai solat.. Dan bila kau mati engkau disolat kan tanpa didahulukan azan.

Sungguh ajaib bagi mu wahai
                Anak adam..
Ketika lahir tidak kau ketahui
siapa yang mengeluarkan mu
          dari tubuh ibumu,
        dan ketika kau mati
   tidak juga engkau ketahui
    siapa yang memasukkan
        engkau ke kubur mu.

    Sungguh ajaib perihalmu 
                 Anak adam..
         Ketika kau dilahirkan
    ada yang menggosok dan
           membersihkan mu,
      dan setelah engkau mati
    ada juga yang menggosok
       dan membersihkan mu.

    Sungguh ajaib perihalmu
               Anak adam..
   Ketika lahir tidak kau tahu 
    siapa yang gembira dan
tersenyum atas kelahiranmu, 
         dan setelah ajalmu
     masih engkau tidak tahu
        siapa yang menangisi
     dan bersedih ke Atas mu.

    Ajaib sungguh perihalmu
                Anak adam..
Ketika engkau di perut ibumu 
         Aku jadikan engkau, 
 di dalam tempat yang sempit 
  lagi gelap, dan apabila mati 
  dijadikan bagi engkau kubur 
       yang sempit lagi gelap.

     Ajaib sungguh perihalmu 
                 Anak adam..
 Lahirmu terus engkau dibalut
          dengan kain putih 
         untuk menutupi mu, 
        mati mu juga engkau
dikafankan dengan kain putih 
         untuk menutupi mu. 

    Ajaib sungguh perihalmu 
                 Anak adam ..
        Apabila engkau lahir
        ditanyakan manusia    
                   mengenai 
     syahadah dan perihalmu.

     Dan setelah engkau mati 
  engkau ditanyakan malaikat 
               tentang amal2 
 engkau yang sholeh dan apa 
      bekalmu untuk akhirat?

 Paksakan untuk sebut di hati 
       Dua kalimah Syahadah.
  Asyha' du an Lailahaillallah
     Muhammadar Rasulullah.

Bacakan Juga Surah Al Ikhlas
                  Bismillah. 
      Qul hu'wallah hu' Ahad. 
           Allah hu'ssomad. 
     Lam yalid wa lam yuulad.
   Wa lam yaqullahu kufuwan
                      Ahad

Engkau sebarkan maka setiap orang yg membacanya sperti membaca sepertiga Al-Quran.ُ
 آمين يا الله * آمين يا رحمن * آمين يا رحيم..
               أَمِيْن يَا رَبَّ العَالَمِينْ.
                                      َ
ِ ஜ¤═══¤ ۩۞۩ ¤═══¤ஜ
 ٍِSemoga kita dapat menyebar 
       luaskan kata kata yang 
              bermanfaat ini.
   Agar ia akan jadi ilmu Amal
        Jariah Bagi jawapan 
       Di hadapan Allah Nanti..ْ.

Rabu, 16 Jun 2021

MELAYU KU



"𝑲𝒂𝒎𝒖 𝒅𝒊𝒃𝒆𝒔𝒂𝒓𝒌𝒂𝒏 𝒐𝒍𝒆𝒉 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒖𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒏𝒂𝒏𝒂𝒎 𝒃𝒆𝒏𝒊𝒉 𝒑𝒆𝒎𝒃𝒐𝒅𝒐𝒉𝒂𝒏.... " ~ 𝑨𝒃𝒅𝒖𝒍𝒍𝒂𝒉 𝑴𝒖𝒓𝒔𝒉𝒊

𝑲𝒂𝒕𝒂 𝒁𝒂𝒂𝒃𝒂 : "𝑨𝒈𝒂𝒎𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒅𝒊𝒂𝒋𝒂𝒓 𝒐𝒍𝒆𝒉 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝑴𝒆𝒍𝒂𝒚𝒖 𝒌𝒆𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝑴𝒆𝒍𝒂𝒚𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒃𝒂𝒏𝒈𝒔𝒂 𝑴𝒆𝒍𝒂𝒚𝒖 𝒔𝒆𝒃𝒂𝒈𝒂𝒊 𝒃𝒂𝒏𝒈𝒔𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒃𝒐𝒍𝒆𝒉 𝒃𝒂𝒏𝒈𝒌𝒊𝒕."

Bacalah dengan hati yang lapang dan dengan dada yang terbuka.......

Orang miskin bergantung kepada orang kaya untuk membantunya melalui sedekah duit dan orang kaya bergantung kepaada orang miskin untuk masuk ke syurga. Pergantungan inilah yang membuatkan bangsa ini mundur dan ramai pula mengambil kesempatan.

Orang kaya pula meminta ahli-ahli masjid di kampung mendoakannya dan menjemput ke rumah setiap bulan untuk bacaan Yasin. Mengharap orang lain membaca agar dia mendapat pahala dan bukan dirinya sendiri berbuat demikian.

Lebih menyakitkan hati orang beragama juga turut mengambil kesempatan ke atas org kaya dan jahil agama untuk mencari keuntungan peribadi.

Abdullah Mursyi dalam karangannya berkata..... 
"Kamu dibesarkan oleh orang tua yang menanam benih pembodohan. Sumpahan paling besar ke atas bangsa ini adalah mewarisi pembodohan yang ditanam sendiri oleh datuk nenek. Inilah sumpahan paling hina."

Pendita Zaaba menceritakan keadaan yg hampir sama selepas lebih 50 tahun kritikan Abdullah Mursyi di dalam bukunya Perangai Bergantung Pada Diri Sendiri.

Kata Zaaba : "Agama yang telah diajar oleh orang Melayu kepada orang Melayu menjadikan bangsa Melayu sebagai bangsa yang tidak boleh bangkit."

Wahai orang Melayu! Jika benar air jampi boleh beri orang pandai tanpa membaca buku ulangkaji....dah lama Nabi doakan air zam zam untuk pujuk Quraisy memeluk agama Islam.

Lihat lagi sikap org Melayu yang suka bergantung kepada hidup pada orang lain. Jika ada kematian, 7 malam diadakan bacaan Tahlil beserta makan, hari ke 40 baca lagi dan terakhir hari ke 100. Ia dilakukan dengan harapan bacaan Tahlil itu mampu membantu si mati di dalam kubur berhadapan dengan malaikat.

Moralnya pergantungan orang Melayu kepada orang lain ke syurga sampai dia dah mati. Dia tidak bergantung kepada amalan solehnya sendiri dan anak-anak.

Apabila Hamka menegur sikap orang Melayu membuat majlis tahlil ketika era zamannya... melenting orang Melayu dengan alasan bacaan Tahlil itu adalah ajaran yang telah diajar dari warisan guru-guru terdahulu.

Orang Melayu jenis mengikut adat seperti slogannya biar mati anak jangan mati adat hingga sanggup menuduh Hamka sebagai Wahabi.

Sebab itu Abdullah Mursyi, Pendita Zaaba dan Hamka telah ditentang oleh kebanyakkan orang Melayu di zaman mereka kerana pemikiran mereka yang kritis, berwawasan dan akademis cuba membetulkan yang tidak betul kepada betul.

Zaaba menulis orang Melayu ini malas mencari ilmu dan cukup berpuas hati sekadarnya sahaja. Zaaba mengatakan orang Melayu pergi ke sekolah cukup hanya boleh membaca, menulis dan mengira untuk menjadi kerani di pejabat-pejabat.

Orang Melayu kebanyakkan mengharap pertolongan kitab Al Quran menjaga dirinya dari gangguan syaitan dengan hanya meletakkan ia di kepala katil dan sebagainya.

Orang Melayu jika diberi lesen berniaga disewakan. Semuanya cuba mengambil jalan pintas untuk menjadi kaya tanpa berusaha. Hinggakan mencari syurga pun ramai orang Melayu mengambil jalan pintas dengan menyertai parti tertentu yang kononnya perjuangan mereka adalah mencari syurga.

Mereka diajar menjadi taklid buta. Apa sahaja pasti ada dalilnya. Rampas kerajaan oleh musuh hukum haram. Tapi bila mereka merampasnya hukumnya bertukar ia adalah anugerah Allah.

Air mineral dibaca surah sekian-sekian dari modal RM1 dijual RM10. Kismis yang dibaca surah-surah tertentu dijual harga 10 kali ganda. Yang ini patuh syariah yang itu patuh syariah... selagi boleh diniagakan atas nama agama.

Agama kita teruk diekplotasikan oleh golongan agama samada tujuan peribadi atau politik. Kesemua ini berlaku kerana kita tiada ilmu dan tidak mahu belajar. Kemudian terlalu mengharapkan bantuan orang lain hingga mudah dipergunakan.

Berubah jangan kita menjadi pentaksub.

Ahad, 13 Jun 2021

GUNUNG TURSINA



Didalam Al- Quran ada menyatakan bahawa gunung Tursina itu meletop dan nabi Musa itu pun pengsan.

Akan tetapi jika kamu pergi ke tanah arab, gunung tursina masih lagi berdiri kukoh.

Apakah maksud yg tersirat mengenai meletopnya gunung Tursina dan apakah maksud yg tersirat mengenai nabi musa pun pengsan.????

Sila berikan pendapat sahabat2 didalam pandangan hakikatu.

Jawapannya:-
Kiasan Cerita nabi musa dg bukit tursina.
Yaitu menggambarkan seorang hamba yang ingin mengenal atau melihat tuhannya..
Ketika musa berkata "bagaimana cara hamba untuk melihat Engkau"
Maka tuhan berkata "liatlah bukit tursina, apabila bukit tursina masih ada di tempat nya berarti engkau tidak melihat Aku"
Nabi Musa pun memperhatikan bukti tursina.. 
Seketika itu meletuplah bukit tursina.. 
Meletup bukannya hancur, berderai, berhamburan.
Melainkan bukit tursina lebur, fana dalam wajah Allah.
Bukti tursina tidak lagi bernama bukit tursina melainkan wajah Allah
Bukti tursina tidak lagi bersifat bukit melainkan wajah Allah.
Musa pun pingsan, pingsan bukannye koma atau tidak sadarkan diri.
Melainkan pingsan adalah lebur, fana dalam Wajah Allah.. 
Nabi Musa lebur dalam wajah Allah.
Tidak ku liat semua nya melainkan Allah. Allah. Allah. Allah
Wafiampusikum afala tubsirun
Sebenarnya bukit tursina adalah diri kita..
Selagi kita nampak diri kita selagi itu kita tidak melihat Allah..
Selagi kita nampak bukit tursina selagi itu kita tidak melihat Allah..

Sabtu, 29 Mei 2021

BETAPA ALLAH SAYANG PADA KITA



Kebanyakan manusia suka "Mengeluh" dlm menjalankan kehidupan:

1. Ketika kita mengeluh: “Aduhai, penatnya aku."
 
ALLAH menjawab: (وَجَعَلْنَا نَوْمَكُمْ سُبَاتًا) 
“ Dan KAMI jadikan tidurmu utk istirahat (An Naba' : 9) 

2. Ketika kita mengeluh: “Beratnya cobaan ini , tak sanggup rasanya aku.

" ALLAH menjawab : 
‎(لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا)
 “AKU tidak membebani seseorang, melainkan sesuai kesanggupannya".(Al Baqarah : 286)

3. Ketika kita mengeluh :
“Serabut dan runsingnya aku"

" ALLAH menjawab :
‎ ( أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ)
 “Hanya dgn mengingatKU, hati akan menjadi tenang” (Ar Ra'd : 28) 

4. Ketika kita mengeluh: “Apa yg aku buat ini semua sia-sia”.

" ALLAH menjawab : 
‎(فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ) 
"Siapa yang mengerjakan kebaikan sebesar biji zarah sekalipun, niscaya ia akan mendapatkan balasannya” 
(Al Zalzalah 7) 

5. Ketika kita mengeluh:
 “tak ada seorangpun yg mau menolong aku."

ALLAH menjawab: 
‎(وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ)
“ Berdoalah (mintalah) kepadaKU, niscaya Aku kabulkan” (Al Ghafir : 60) 

6. Ketika kita mengeluh : “ Aku sangat sedih.”

ALLAH menjawab:
‎( لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا ۖ ) 
“Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya AKU bersama kamu " (At Taubah : 40)